Mendikdasmen Abdul Mu'ti Tegaskan Pendidikan yang Maju Ditentukan Guru yang Kompeten

SOLO, iNewsSleman.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed menekankan peran krusial guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan tenaga pendidik menjadi sangat penting karena pendidikan yang maju ditentukan oleh guru yang kompeten.
“Guru adalah segala-galanya dalam pendidikan. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga pendidik, fasilitator, mentor, dan bahkan sahabat bagi murid-muridnya,” kata Abdul Mu'ti, M.Ed saat memberikan sambutan secara daring dalam acara Yudisium Pengukuhan & Sumpah Profesi Guru 2025 di Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (22/2/2025).
Meskipun teknologi berkembang pesat, lanjutnya, peran guru tetap tak tergantikan dalam proses pembelajaran. Dirinya menyoroti pentingnya penguasaan kompetensi akademik, pedagogik, sosial, dan moral bagi setiap guru. Sebab hal ini akan berdampak langsung pada motivasi dan rasa percaya diri peserta didik dalam menjalani proses belajar.
“Tidak ada kata berhenti untuk belajar. Guru harus terus mengembangkan diri melalui Continuing Professional Development (CPD) agar tetap relevan dengan tantangan zaman,” jelasnya.
Menurutnya, perkembangan dunia yang cepat mengharuskan guru untuk selalu menyesuaikan metode pengajaran mereka dengan karakteristik peserta didik masa kini. Pada sisi lain, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga tengah mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru melalui berbagai program, seperti pemberian bantuan pendidikan bagi guru yang belum mencapai kualifikasi akademik minimal D4 atau S1 serta peningkatan jumlah penerima tunjangan sertifikasi.
Dalam kesempatan tersebut, Mendikdasmen juga mengumumkan kebijakan baru yang bertujuan untuk meringankan beban administratif guru.
“Para guru tidak perlu lagi melaporkan kinerja mereka secara online setiap saat. Cukup dengan laporan tahunan kepada kepala sekolah,” ujarnya.
Selain itu, beban jam mengajar minimal yang sebelumnya 24 jam per minggu, kini bisa dikurangi menjadi 16 jam tatap muka, dengan 8 jam sisanya dapat dipenuhi melalui pelatihan atau kegiatan lain yang diakui sebagai bagian dari profesi guru.
Editor : AW Wibowo