Penetapan Awal Puasa 2025 Masih Pakai Kriteria Wujudul Hilal, Muhammadiyah Matangkan Kalender 1447 H
SOLO, iNewsSleman.id - Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Ruswa Darsono, S.T., memaparkan perbedaan antara kalender dengan prinsip wujudul hilal dan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dengan rinci. Hal itu menyikapi penetapan 1 Ramadan, Syawal dan Zulhijjah tahun 1446 H oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan kriteria Wujudul Hilal dan masalah pemberlakuan KHGT.
Ruswa Darsono menjelaskan bahwa kalender KHGT merupakan hasil keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih Muhammadiyah di Pekalongan dan telah disosialisasikan secara luas sejak 1 Muharram 1446 H. Kemudian diperkuat lagi mulai 1 Januari 2025 dengan penggunaan kalender Masehi yang disertai penanggalan KHGT.
Pengajar Ilmu Falak di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PWM Jawa Tengah ini menyebut, respons warga Muhammadiyah terhadap KHGT sangat positif. Meskipun keputusan Munas belum diterapkan secara resmi melalui tanfidz antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa sosialisasi berjalan dengan baik.
"Semangat warga Muhammadiyah untuk menjalankan keputusan Munas Tarjih luar biasa. Walaupun belum ditanfidzkan, semangat mereka patut diapresiasi. Sosialisasi dilakukan dari tingkat pusat hingga daerah, dan banyak yang telah menggunakan kalender ini sejak 1 Muharram 1446 H," ujar Ruswa melalui siaran pers Humas UMS, Jumat (14/2/2025).
Dalam konteks Muhammadiyah, tanfidz merujuk pada dokumen resmi yang memuat keputusan-keputusan hasil musyawarah pimpinan. Dosen UMS itu menjelaskan bahwa saat ini Muhammadiyah secara resmi masih menggunakan sistem hisab wujudul hilal dalam menentukan awal bulan hijriahnya. Hal ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di Majelis Tarjih dan lingkungan Muhammadiyah. Sedangkan mulai 1 Muharram 1447 H, Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan menerapkan KHGT secara resmi.
Ruswa Darsono menerangkan perbedaan antara sistem wujudul hilal dan KHGT. Wujudul hilal adalah metode yang digunakan Muhammadiyah selama ini dengan penentuan awal bulan ditentukan berdasarkan posisi bulan–dalam hal ini adalah piringan atas bulannya– yang sudah berada di atas ufuk saat magrib di wilayah Indonesia pada akhir hari ke-29.
Sementara itu, KHGT menggunakan prinsip imkanur ru’yah global, yakni awal bulan ditentukan berdasarkan kemungkinan hilal dapat terlihat di mana pun di dunia. Jika kriteria ini terpenuhi di suatu tempat, maka seluruh dunia akan memulai tanggal 1 secara bersamaan mulai pukul 12.00 waktu setempat.
“Jika ada satu wilayah di dunia yang memenuhi kriteria imkanur ru’yah global, maka seluruh dunia akan memulai tanggal satu pada malam harinya masing-masing. Ini berbeda dengan sistem wujudul hilal yang berlaku hanya untuk Indonesia,” jelasnya.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait