Penetapan Awal Puasa 2025 Masih Pakai Kriteria Wujudul Hilal, Muhammadiyah Matangkan Kalender 1447 H
Menurut Ruswa, gagasan KHGT bukanlah hal baru. Pembahasannya telah dimulai sejak 1978 dalam forum Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan dibahas lebih lanjut oleh Islamic Educational, Scientific, and Cultural Organization (ISESCO), yang merupakan lembaga di bawah OKI. Seiring waktu, KHGT terus berkembang dan saat ini telah diadopsi oleh 18 organisasi Islam di berbagai negara.
"KHGT bukan hanya usulan Muhammadiyah, tetapi sudah diterapkan oleh banyak organisasi Islam di dunia. Dengan semakin banyaknya pihak yang menggunakan KHGT, diharapkan umat Islam dapat lebih bersatu dalam penanggalan hijriah," katanya.
Ruswa menyoroti beberapa manfaat utama dari KHGT, salah satunya adalah menghindari “kebingungan umat” menghadapi perbedaan penanggalan dalam peristiwa penting seperti puasa Arafah dan Idul Adha. Dengan penggunaan KHGT yang disepakati dunia, umat Islam yang wukuf di Arafah akan bersamaan tanggalnya dengan umat yang melaksanakan puasa Arafah di manapun lokasinya. Demikian juga dengan Idul Adhanya.
“Dengan KHGT, tidak akan lagi perbedaan peristiwa wukuf di padang Arafah dengan pelaksanaan puasa Arafah antara satu negara dan negara lain. Ini penting untuk kesatuan Islam,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa meskipun KHGT masih dalam tahap pengembangan, penerapannya telah menunjukkan hasil positif. Muhammadiyah terus melakukan sosialisasi dan evaluasi untuk memastikan kelancaran implementasi KHGT ke depan.
“Ini adalah langkah besar bagi umat Islam. Walaupun ada tantangan, dengan kerja sama berbagai pihak, KHGT dapat menjadi solusi bagi kesatuan kalender hijriah di seluruh dunia,” ucapnya.
Ruswa menyatakan sebagai Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jawa Tengah, mengajak warga Muhammadiyah Jawa Tengah untuk memedomani Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No:1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijjah 1446 Hijriah.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait