YOGYAKARTA, iNewsSleman.id - Gunung Merapi sebagai salah satu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan selama 6 jam, sejak pukul 00.00-06.00 WIB oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyimpulkan Gunung Merapi dalam status Siaga (Level III).
Kesimpulan itu berdasarkan aktivitas Gunung Merapi yang teramati terjadi 2 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur mencapai 1,8 Km dari bibir kawah.
Sementara untuk gempa guguran, ada 8 kali, dengan amplitudo 4-11 mm, dan durasi selama 83.2 detik hingga 153.4 detik.
Untuk gempa berdasarkan vulkanik dalam, ada 27 kali, dengan amplitudo 4-19 mm, dan durasi selama 7.2 hingga 10 detik.
Sedangkan untuk cuacanya masuk kategori berawan dan mendung, dengan angin bertiup lemah ke arah timur.
"Suhu udara 18-19 derajat celcius, kelembaban udara 74-88.6 persen, dan tekanan udara 758.6-920.5 mmHg," ujar Penyusun Laporan BPPTKG, Alzwar Nurmanaji, Sabtu pagi (28/1/2022).
Dengan kondisi itu, BPPTKG memberikan kesimpulan dan rekomendasi tentang potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 Km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 Km.
Kemudian, pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 Km dan Sungai Gendol 5 Km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 Km dari puncak.
BPPTKG juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Editor : Bayu Arsita