“Kalau di Australia, proses manualnya hanya saat perakitan dan packing saja, selebihnya memakai mesin,“ kata Lorca.
Karena tingkat keterampilan dari tukang yang beragam, lanjut dia, sulit untuk membuat standarisasi yang terukur tentang kualitas pekerjaan interior dan furniture di Indonesia.
“Berbeda jika dilakukan dengan mesin, semuanya terukur, presisi, sehingga kita bisa menetapkan standarisasi dan membuat SOP produksi,” ucapnya.
Selain itu, produksi dengan mesin ini bisa meningkatkan efisiensi kerja saat produksi, sehingga produksi bisa diselesaikan lebih cepat. Untuk mendukung upaya peningkatan kualitas produksi interior dan furnitur di pasar domestik, Lorca membuka pintu kolaborasi seluas-luasnya untuk desainer interior lokal.
Pihaknya siap membantu desainer interior lokal dari sisi produksi interiornya, agar standart produksi desainer interior lokal juga meningkat kualitasnya. Harapannya, muncul desainer-desainer interior Indonesia lain yang mampu berprestasi dan bersaing secara global.
“Melalui Kebonne Totok, kami membuka ruang kolaborasi yang seluas-luasnya dengan desainer interior di Indonesia, yang ingin meningkatkan kualitas produknya, harapannya ke depan kita bisa saling support dan maju bersama,” ujarnya.
Dirinya meyakini, banyak potensi-potensi yang terpendam dari para desainer interior lokal. Bisa jadi kratifitas dari para desainer ini kurang muncul karena tidak didukung dengan lini produksi yang mumpuni. Dengan langkah kolaborasi ini diharapkan bisa menjadi penyemangat bagi desainer interior lokal untuk bersaing di tingkat internasional secara kualitas produk maupun desainnya.
Editor : AW Wibowo