“Hasil analisis sementara menunjukkan frekuensi natural vertikal mode pertama sebesar 1,63 Hz, nilai ini lebih tinggi dari perhitungan perencanaan yaitu 1,34 Hz yang berarti karakteristik jembatan lebih kaku dibanding dengan perencanaan,” ujarnya.
Uji beban statis dilakukan dengan memposisikan 8 lokomotif maju dari arah Stasiun Kadipiro menuju Stasiun Solo Balapan. Rangkaian lokomotif berhenti dalam 12 tahapan, posisi ½ bentang pendek sisi St. Kadipiro, 1 bentang pendek penuh sisi St. Kadipiro, ¼ bentang utama, ½ bentang utama, ¾ bentang utama, 1 bentang utama penuh, posisi ½ bentang pendek sisi St. Solo Balapan dan 1 bentang pendek penuh sisi St. Solo Balapan.
“Pengumpulan data sementara uji dinamis maupun statis sudah sinkron, lendutan maksimal di tengah bentang utama tercatat 27,488 mm. Sedangkan perhitungan perencana adalah sebesar 32,25 mm (karakteristik jembatan lebih kaku dari perhitungan perencana), setelah ini konsultan penguji, tim KKJTJ dan BTP Semarang ada pembahasan untuk analisis lanjutan” katanya.
Kepala BTP Semarang, Rudi Pitoyo menuturkan, pihaknya telah menyelesaikan tahap konstruksi di jalur hilir. Saat ini serangkaian pengujian telah dan sedang dilakukan agar jalur ganda KA ini secara parsial dapat segera dioperasikan.
“Sejauh ini progres di lapangan sesuai timeline, kita sudah menyelesaikan Safety Assessment bersama Direktorat Keselamatan, Pengujian Fasilitas Operasi menggandeng Balai Pengujian Perkeretaapian, kemudian uji beban, semua demi memastikan aspek keamanan dan keselamatan jalur, bangunan sampai fasilitas operasi KA sesuai Permenhub Nomor 69 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian,” ungkap Rudi.
“Kalau nanti operasional KA sudah bisa lewat jalur layang, ini sangat membantu mempercepat pembangunan underpass di bawahnya. Pembangunan jalur layang KA Simpang Joglo sekaligus penataan kawasan di sekitarnya adalah solusi konkret Pemerintah mengurai kepadatan di simpang terpadat Surakarta ini,” ucapnya.
Pihaknya ingin pergerakan masyarakat Solo Raya makin lancar, produktif, dan tidak perlu macet-macetan lagi. Sebab di lokasi Simpang Joglo merupakan titik bertemunya 7 persimpangan jalan. Meliputi 2 jalan nasional, 2 jalan provinsi, jalan kota dan jalan lingkungan dengan jalur aktif kereta api yang mengarah ke Semarang dan menuju Bandara Adi Soemarmo. “Kami sangat berterima kasih untuk dukungan masyarakat Solo Raya yang rela memutar, menyesuaikan arus lalin selama pembangunan ini,” katanya.
Editor : AW Wibowo