Ketua PII Danis Hidayat Sumadialaga mengatakan, insinyur memiliki peran strategis dalam peradaban manusia. Mereka banyak berkiprah dalam pembangunan infrastruktur yang endingnya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
“Peran insinyur sangat diperlukan dalam swasembada pangan, swasembada air maupun ekonomi hijau hingga infrastruktur,” katanya.
PII lahir pada 1952 yang konsisten untuk mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan. Dalam melaksanakan tugasnya butuh integritas keadilan keselarasan keamanan dan keberlanjutan.
“PII memiliki 90.000 anggota yang tersebar lebih dari 280 cabang dalam negeri dan internasional,” katanya.
Misi utama para insinyur, sudah seharusnya menempatkan teknologi dalam kepemihakan pada pemberdayaan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dan sebagai wujud pengabdian sosial, para insinyur juga dapat berperan dalam upaya meningkatkan pengembangan teknologi yang bertumpu pada potensi dan kearifan lokal.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pengembangan teknologi berbasis kearifan lokal, harus memahami konteks dasar budaya, yaitu cipta, rasa, karsa, untuk berkarya.
“Falsafah ini merupakan warisan luhur yang meresapi kehidupan manusia. Ketiganya unsur ini bukanlah entitas yang berdiri sendiri, melainkan sebuah kesatuan yang saling menghidupkan,” kata Sultan.
Menurut Sri Sultan, Tridaya mampu memperoleh makna sejati, ketika diwujudkan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi kehidupan bersama. Harmoni Tridaya inilah yang menjadi landasan kehidupan yang selaras, penuh manfaat, dan bermakna. Sebuah perjalanan dari pikiran yang tercerahkan, hati yang penuh cinta, hingga tindakan yang nyata.
“Peran insinyur bisa diklasifikasikan menjadi pembimbing, fasilitator, konsultan, motivator dan penghela pembangunan. Untuk itu, teknologi diharapkan dapat dijadikan wahana pemberdayaan, peningkatan kesejahteraan, keunggulan, serta kemandirian daerah dan bangsa, agar mampu bersaing di percaturan teknologi dan ekonomi global,” katanya.
Editor : Wisnu Aji