get app
inews
Aa Read Next : Kukuhkan 50 Kader Pancasila Mardikorejo, Bupati Ajak Warga Wujudkan Sleman Damai

Kemenko PMK Gelar Workshop di Yogyakarta, Mengekspresikan Pancasila Melalui Media Sosial

Jum'at, 21 Juli 2023 | 14:54 WIB
header img
Asisten Deputi Bidang Revolusi Mental Kemenko PMK, Maman Wijaya saat Workshop di Yogyakarta, Jum'at (21/7/2023). (Foto: iNewsSleman.id).

YOGYAKARTA, iNewsSleman.id - Di tengah globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, kemudahan akses memberikan dampak kemajuan jika pengelolaannya benar. Sebaliknya, hal itu dapat merusak ketika tidak bijak menggunakannya.

Derasnya arus informasi tak terasa dapat menggerus eksistensi ideologi bangsa, Pancasila. Masuknya paham-paham transnasional dan subnasional melalui kemudahan akses informasi khususnya media sosial ditengarai melunturkan nilai-nilai Pancasila khususnya di kalangan generasi muda.

"Ini zamannya medsos, kita ingin membudayakan Pancasila. Oleh karena itu, kita harus tahu apa dan mengapa kita perlu membudayakan Pancasila. Musuh utama Pancasila saat ini setidaknya ada dua, yaitu ideologi transnasional (kiri) dan ideologi subnasional (kanan). Semuanya nyata di kehidupan sehari-hari apalagi medsos,“ jelas Maman Wijaya, Asisten Deputi Bidang Revolusi Mental Kemenko PMK saat membuka workshop bertajuk Pembudayaan Pancasila Melalui Aksi Nyata Revolusi Mental di Media Sosial yang diselenggarakan di Yogyakarta, Jumat (21/7/2023).

Ia juga mengatakan jika zaman terus berubah, rongrongan, informasi tanpa batas atau borderless terus beredar di ruang digital yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat, perlu mendapatkan perhatian serius. 

Oleh karena itu, ruang diskusi dan dialog tentang beragam ancaman transnasional dan subnasional serta eksistensi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari perlu terus dilaksanakan sehingga membumikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat guna menghalau masuknya ideologi-ideologi baru.

"Pancasila menjadi ideologi tengahan yang digali founding father bangsa Indonesia, Bapak Sukarno. Pancasila ditawarkan untuk dapat menggeser paham yang ekstrim kiri dan kanan bahkan primordial ke titik tengah. Sehingga hal-hal yang terlalu ekstrim mendapat titik temu dan menguatkan keberagaman Indonesia,“ tambah Maman.

Kegiatan workshop itu menghadirkan 3 pembicara yaitu Danny Ardianto dari Google Indonesia, Allisa Wahid dari Tim Ahli Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental, dan Mahendra Duta konten kreator Jogja.

Editor : Bayu Arsita

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut