get app
inews
Aa Text
Read Next : Buka Pekan Warisan Budaya Takbenda, Fadli Zon: Budaya Indonesia Harus Jadi Peradaban Dunia

Elemen Rakyat Jogja Menggugat Desak MK Adil Tangani Kasus Pilpres

Sabtu, 06 April 2024 | 15:05 WIB
header img
Sejumlah elemen Masyarakat Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Jogja Mengugat (Arjog) menggelar aksi turun ke jalan mensikapi pemilihan Presiden 2024 lalu, Jumat (5/4/2024)

YOGYAKARTA, iNewssleman.id- Sejumlah elemen Masyarakat Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Jogja Mengugat (Arjog) menggelar aksi turun ke jalan mensikapi pemilihan Presiden 2024 lalu, Jumat (5/4/2024). Mereka mendorong Mahkamah Konstitusi untuk adil dan independent dalam menangani sengketa Pilpres

Aksi ini diikuti perwakilan dari berbagai jemaah masjid, Paksi Katon, AB Ningrat, SKI, Trengginas, Raja Bersatu, Garda, dan Ganjaris. Aksi yang dipusatan di perempat Tugu Yogyakarta ini juga diikuti perwakilan SPSI, SBSI, AM FUI, Kurma dan beberapa organisasi lain. Ada tiga tuntutan yang disammpaikan, pertama turunkan Jokowi, Diskualifikasi pasangan 02, hingga Dorong Independensi MK.  
 
"MK harus bisa menangani dan mengadili sengketa pilpres dengan jujur, adil, independent, dan bebas dari berbagai intervensi, baik berupa tekanan maupun ancaman. Sehingga, dari keleluasaan gerak yang dimiliki, diharapkan MK akan bisa memberikan penilaian objektif dan independent atas sengketa yang sedang ditangani," kata koordinator aksi Agus Hartono. 

Peserta aksi berharap keputusan yang dikeluarkan MK bisa memulihkan integritas Lembaga yang sempat tercoreng oleh kasus “Paman Usman”. Sebagai benteng terakhir konstitusi, memang diharapkan agar MK bisa lebih independent dalam  menangani sengketa pilpres. Dari proses pra pemilu, pelaksanaan pemilu, hingga pasca pemilu.
 
"Aksi ini untuk menyampaikan pesan bahwa demokrasi harus ditegakkan, Pemilu bersih harus diciptakan, dan penyimpangan kekuasaan harus dihentikan. Hukum pun perlu dilaksanakan dengan seadil-adilnya. Politisasi hukum perlu dihindari," katanya. 

Agus mengatakan aset negara harus bisa dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan hanya dimonopoli untuk kepentingan segelintir orang. Dan jangan pula hanya digunakan untuk melanggengkan kekuasaan kelompok tertentu.

Aksi semacam ini sudah sering digelar di Yogyakarta, termasuk pada momen Ramadan ini. Bedanya, aksi diakhiri dengan buka puasa bersama dan salat Magrib. Panitia menyediakan 1.000 paket takjil, dari hasil donasi iuran juga ada bantuan takjil dari Masjid Jogokariyan.

Editor : Wisnu Aji

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut