SOLO, iNewsSleman – Politisi PDI Perjuangan Aria Bima angkat bicara mengenai kabar rencana pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto. Dia menyebut Megawati tidak bisa didekte atau ditekan oleh keadaan.
“Yang jelas Ibu Mega ini paling suka lagunya My Way. Kalau pengen tahu Bu Mega, resapi lagu My Way,” kata Aria Bima di Solo, Senin (8/4/2024) malam.
Dikatakannnya, Megawati Soekarnoputri yang merupakan Ketua Umum DPP PDIP adalah sosok yang tak hanya tegas lurus pada konstitusi. Namun juga bisa mengkontemplasikan tentang konstitusi.
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, Megawati memiliki banyak pengalaman di dalam dinamika politik. Sehingga Megawati tidak bisa didekte, didesak dan ditekan oleh keadaan.
Dikatakannya, Megawati memiliki perhitungan yang cukup cermat, termasuk perlu tidaknya bertemu dengan Calon Presiden (Capres) 02 Prabowo Subianto. Jika perlu bertemu dengan Prabowo, yang jelas untuk kapan waktunya tidak bisa dikerangkakan.
Selain itu, Megawati bukan tipe orang yang ditentukan. Namun sebaliknya merupakan sosok yang menentukan. Jika bertemu dengan Prabowo, maka posisinya sama-sama sebagai ketua umum partai. Prabowo merupakan ketua umum partai sekaligus Capres yang kemarin berkontestasi dengan calon yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Menurut Aria Bima, Megawati nanti yang akan menentukan. Namun pada prinsipnya, antara Megawati dan Prabowo tidak ada masalah.
Namun demikian, dia menilai hal itu tidak perlu nggege mongso (terburu buru karena belum tiba waktunya). Dirinya melihat pertemuan Megawati-Prabowo tidak bisa dibuat kerangka waktu. Dimungkinkan pertemuan dilakukan setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
“Tapi bukan berarti hasil MK menentukan keputusan Bu Mega untuk bertemu Pak Prabowo. Kalau menunggu hasil MK, saya kira tidak. Ibu Mega memiliki gaya tersendiri dan tentu itu dalam kaitan mempertimbangkan banyak hal,” ucapnya.
Aria Bima kembali menegaskan bahwa tidak ada masalah pribadi antara Megawati dan Prabowo, pertemuan tidak perlu tergesa-gesa dan tidak dikerangkakan dalam berbagai hal. Apalagi dikaitkan dengan bagi-bagi kekuasaan, atau keinginan PDIP masuk dalam lingkup pemerintahan ke depan.
Dikatakannya, Megawati mengetahui persis bagaimana suasana kebatinan rakyat yang memilih PDI Perjuangan dan Ganjar-Mahfud. Untuk skenario kepemimpinan ke depan, dia menyebut 10 tahun Megawati pernah menjalankan posisi di luar pemerintahan.
“Bagaimana bangsa ini perlu adanya partai di luar pemerintahan yang kritis dan eksis walaupun kekuasaan tetap harus kuat supaya pembangunan tetap berjalan,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan ini menegaskan, partai di luar pemerintah sangat penting sebagai fungsi check and balance akan berjalan.
Editor : AW Wibowo