SEMARANG, iNewsSleman.id - Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Wahid Abdulrahman menilai peluang Irjen Pol Ahmad Luthfi maju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng sangat besar.
Munculnya nama Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi tidak lepas dari peran Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga program yang dicanangkannya dapat dilanjutkan gubernur.
‘’Jawa Tengah dari perspektif program strategis nasional (PSN) bisa berjalan dengan lancar, fungsi tersebut sangat jelas perlu dijalankan oleh gubernur yang terpilih nanti,’’ kata Wahid Abdulrahman kepada wartawan belum lama ini.
Hingga bulan Agustus, Presiden Jokowi masih punya power. Sehingga upaya untuk mengkonsolidasi itu terlaksana sampai dengan tahap pencalonan Pilgub Jateng.
‘’Kita tunggu saja dalam satu atau dua bulan lagi, berdasar rekam jejak, dari raport, dari nilai bobot maka Pak Luthfi masuk semua menjadi kandidat kuat menjadi calon gubernur,” kata Wahid.
Meski demikian, Wahid mengingatkan bila dalam Pilgub, nostalgia pilpres bisa saja berlanjut dalam Pilgub Jateng.
Peluang Ahmad Luthfi untuk maju dalam pilgub kuncinya ada di Gerindra dan Golkar. Sebab kandidat yang lain gerbongnya sudah nampak
‘’Alasan Pak Luthfi bisa maju karena ada restu dari Solo, dari istana, secara kualitas tidak diragukan lagi, startnya juga cukup bagus, namun demikian, belum ada partai yang mengusungnya,” ucapnya.
Wahid menyatakan, harusnya Gerindra yang jadi partai pengusungnya, namun kalau Golkar yang mengusungnya masih cek ombak.
Wahid berharap pada pilgub mendatang hanya ada dua figur pasangan saja. Dia beralasan, dengan dua pasangan itu akan terjadi head to head dengan PDI Perjuangan.
Pasangan pertama yaitu calon dari PDI Perjuangan dengan Hendi yang punya peluang cukup besar untuk maju sebagai kandidat, pasangan yang kedua tentunya Ahmad Luthfi.
‘’Bila dia punya gerbong sendiri, misalnya dicalonkan dengan Gerindra, Pak Luthfi sebagai gubernur dengan Mas Daryono sebagai wakil gubernur, karena maqomnya Pak Luthfi sebagai gubernur, jadi eman-emanlah bila tidak dijadikan calon gubernur, mubadzir kalau Pak Luthfi jadi wakil gubernur,” tuturnya.
Sedangkan di sisi lain, Daryono merupakan anak emas Prabowo tentunya diharapkan bisa maju gubernur.
‘’Daryono kelemahannya, belum punya pengalaman di birokrasi, kemampuan untuk mengkonsolidasikan bupati wali kota itu, tidak sembarang orang,’’ katanya.
Oleh karena itu, Wahid berharap, muncul duet Luthfi dan Daryono sebagai duet alternatif.
‘’Kalau semangatnya menghadirkan suasana baru di Jateng, perlu koalisi besar. Karena kalau tiga pasang yang maju, agak kecil kemungkinan untuk mengalahkan PDI Perjuangan,” tandasnya.
Editor : AW Wibowo