B. Perkembangan Kinerja Dana Pensiun
Berdasarkan data posisi Juli 2024, dana pensiun di wilayah Solo Raya mengalami peningkatan asset secara yoy sebesar Rp16,30 miliar (2,94 persen), dari Rp553,55 miliar menjadi Rp569,85 miliar, begitu pula dengan aset netto mengalami peningkatan secara yoy sebesar Rp16,29 miliar (2,94 persen), dari Rp553,37 miliar menjadi Rp569,66 miliar. Peningkatan juga tercermin pada investasi dana pensiun yang meningkat secara yoy sebesar Rp6,95 (1,30 persen), dari Rp535,66 miliar menjadi Rp542,61 miliar.
B. Perkembangan Kinerja Perusahaan Penjaminan Solo Raya.
Berdasarkan data posisi Desember 2023, perusahaan penjaminan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan outstanding penjaminan secara yoy sebesar Rp1.403,83 miliar (-23,53 persen) dari Rp5.965,58 miliar menjadi Rp4.561,75 miliar, dan penurunan investasi sebesar Rp0,37 miliar (-0,30 persen) dari Rp125,73 miliar menjadi Rp125,36 miliar. Sementara itu, total aset meningkat sebesar Rp73,32 miliar (17,92 persen) dari Rp409,07 miliar menjadi Rp482,39 miliar, dan total liabilitas meningkat sebesar Rp63,37 miliar (28,00 persen) dari Rp226,33 miliar menjadi Rp289,70 miliar.
4. Perkembangan Kinerja Lembaga Keuangan Mikro/Syariah (LKM/S).
Berdasarkan data posisi bulan April 2024, total aset LKM/S di wilayah Solo Raya mengalami peningkatan secara yoy sebesar Rp0,08 miliar (0,23 persen), dari Rp34,57 miliar menjadi Rp34,65 miliar. Demikian juga dengan jumlah pembiayaan meningkat secara yoy sebesar Rp0,22 miliar (2,36 persen). Peningkatan juga tercermin pada Laba/Rugi LKM/S secara yoy sebesar Rp616,64 ribu (0,17 persen) dari Rp352.95 juta menjadi Rp353,57 juta. Namun demikian, terjadi penurunan pada dana pihak ketiga secara yoy sebesar Rp1,63 juta (-0,02 persen) dari Rp9,17 miliar menjadi Rp9,16 miliar.
5. Perkembangan Kinerja Perusahaan Pembiayaan
Berdasarkan data posisi Juni 2024, perusahaan pembiayaan di wilayah Solo Raya mengalami peningkatan piutang pembiayaan secara yoy sebesar Rp780,90 miliar (17,52 persen), dari Rp4,46 triliun menjadi Rp5,24 triliun. Sementara itu, Non-Performing Financing (NPF) nominal perusahaan pembiayaan mengalami peningkatan sebesar Rp199,60 miliar (149,54 persen), dari Rp133,48 miliar menjadi Rp333,08 miliar.
‘Dari sisi aspek pelindungan konsumen, sampai dengan 31 Agustus 2024 Kantor OJK Solo telah menerima 235 layanan pengaduan konsumen yang dilakukan secara online melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) dan melalui surat resmi ke OJK Solo,’ ujarnya.
Dari jumlah layanan tersebut, berdasarkan kategori jenis pengaduan sebagian besar merupakan pengaduan kredit sebanyak 164 pengaduan atau 70 persen dengan status selesai dan telah ditindaklanjuti oleh PUJK terkait.
Sementara itu, OJK Solo telah menerima 347 layanan pengaduan walk in yang sebagian besar merupakan pengaduan pinjol sebanyak 110 (32 persen), perbankan sebanyak 86 (22 persen), dan tindak penipuan 73 (21 persen). Adapun layanan permintaan SLIK sampai dengan periode Agustus 2024 sebanyak 5.754 layanan.
Editor : AW Wibowo