“Program restorasi atau revitalisasi telah dimulai sejak 1,5 tahun lalu. Yang menyebabkan lama adalah proses perizinan, karena kami sangat hati-hati dalam melakukan revitalisasi bangunan cagar budaya,” ucapnya.
Pihaknya memastikan setiap detail bangunan dipulihkan dan dirawat untuk tetap terjaga keaslian arsitektur bangunan aslinya. Pada program revitalisasi, pihaknya juga menghadirkan barang-barang artefak yang display sebanyak 71 koleksi.
Artefak yang display di Cagar Budaya Gardu Listrik Ngarsopuro di Kota Solo yang kini menjadi museum dan heritage cafe. Foto: AW Wibowo.
PLN menggandeng mitra profesional yang berpengalaman di bidang food dan baverage untuk mengembangkan cofeshop bernuansa heritage yang menyatu harmonis dengan bangunan sejarah. Sehingga diharapkan, bangunan mampu menciptakan ruang interaksi bagi masyarakat Solo yang sarat budaya, sekaligus mempercantik setiap sudut Kota Solo.
Penguasa Pura Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara X mengatakan, hadirnya listrik di Solo sekitar 100 tahun yang lalu tak lepas dari peran Keraton Kasunanan Surakarta dan leluhur Praja Mangkunegaran. Selain listrik, juga dilanjut dengan pembangunan PLTA di Kali Samin.
“Saat itu saja, mindsetnya selalu inovasi, perkembangan, kemajuan dan apa pun yang memudahkan serta menyejahterakan masyarakat,” ucapnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo