SLEMAN, iNewsSleman.id - Bidang Pemberdayaan Perempuan HMI Komisariat Instiper mengadakan ngabuburit dan diskusi KOHATI yang dilakukan di salah satu warung di Padukuhan Karangsari, Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (30/3/2023).
Tema yang diambil dalam women talks kali ini yaitu Childfree Dalam Pandangan Islam.
Kegiatan diskusi ini dibawakan oleh Ibu Sofia Rachmawati yang merupakan salah satu pelaku ekofeminisme dan juga seorang Dosen. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa anggota KOHATI HMI Komisariat Instiper.
Tema tersebut diangkat berdasarkan statement Gita Sav yang memilih untuk "Childfree" atau bebas anak.
Gita Sav juga menyebutkan bahwa chidfree dapat menghindari penuaan dini (anti aging).
Statement tersebut menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat Indonesia dikarenakan statement tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang menganggap bahwa 'banyak anak banyak rezeki'.
Adapun menurut pandangan Islam, Childfree atau tidak punya anak boleh dilakukan jika salah satu pasangan mandul dan belum siap untuk memiliki anak (ditunda).
Namun, bagi pasangan halal yang baru menikah dianjurkan untuk memiliki keturunan.
Sebagaimana yang tertera dalam H.R Ibnu Hibban yang mengatakan "Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, ‘Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para nabi pada hari kiamat’.”
Selain itu, dengan memiliki keturunan, dapat menambah amal jariyah bagi orang tua yang sudah meninggal seperti yang tertera dalam H.R Muslim no.1631 yang menjelaskan bahwa orang tua nanti memiliki kesempatan bahwa nanti orang tua dan anak saling mengangkat derajatnya di akhirat (baik dengan doa atau amal jariyah dari sang anak).
"Ada beberapa alasan seseorang memilih untuk Childfree dapat disebabkan oleh beberapa faktor atau alasan seperti karir, tidak ingin memiliki anak, lingkungan, biaya yang mahal, kesehatan, gaya hidup, dan riwayat keluarga yang disebabkan oleh kejadian masa lalu sehingga menimbulkan trauma," ujar Sofia Rahmawati.
Setelah kegiatan selesai, dilanjutkan dengan bincang-bincang santai dan bercerita sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Editor : Bayu Arsita
Artikel Terkait