Ketua Tim Evaluasi Proklim: Dusun Sangurejo Layak Jadi Desa Proklim di Sleman

Bayu Arsita Mandreana
Ketua Tim Evaluasi Proklim Sleman, Mustika Dewi saat Lakukan Evaluasi di Dusun Sangurejo, Wonokerto, Turi Sleman, Selasa (20/6/2023). (Foto: iNewsSleman.id).

SLEMAN, iNewsSleman.id - Konservasi alam yang meliputi tiga aspek ekologi, sosial budaya dan ekonomi terus dilakukan, salah satunya melalui gerakan pengendalian perubahan iklim dengan program Kampung Iklim.

Program Kampung Iklim tidak bisa serta merta dibuat dan dijalankan, perlu ada sinergisitas dari seluruh warga yang ada di suatu wilayah atau perkampungan, dan sinergisitas antar elemen masyarakat.

Seperti di Dusun Sangurejo, yang berada di Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Sleman.

Di Dusun ini, masyarakat bergotong-royong dan bersinergi dengan berbagai elemen demi menjaga stabilitas iklim di wilayahnya yang memberikan dampak bagi wilayah di Kabupaten Sleman.

Dengan semangat bersama untuk kebaikan dan semangat yang 'migunani', masyarakat dusun ini, bersama Pemerintah Kalurahan, Pemerintahan Kapamewon, Gerakan Pramuka, Akademisi, serta masyarakat, Dusun Sangurejo sudah melakukan banyak cara untuk keseimbangan iklim.

Awalnya, sampah kerap menjadi persoalan yang dapat menimbulkan masalah di dusun ini. Namun kini, Dusun Sangurejo telah bertransformasi menjadi salah satu Program Kampung Iklim (ProKlim) di Sleman. 

Dusun ini berada tak jauh dari Gunung Merapi. Sementara, ProKlim adalah program berwawasan iklim dan lingkungan yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dalam pelaksanaannya, KLHK menggandeng pemerintah daerah (Pemda) sebagai eksekutor, dan masyarakat umum sebagai partisipan aktif.

Lurah Wonokerto, Riyanto Sulistyo Budi mengakui dahulu wilayahnya sering disebut sebagai wilayah 'Kumis', alias Kumuh dan Miskin.

Namun berkat kerjasama seluruh masyarakat, wilayah ini menjadi wilayah yang indah, menarik, Kampung Pramuka, Kampung Wisata dan bisa mensuplai kebutuhan air bersih di Sleman serta udara yang bersih dan menyehatkan.

"Yang kita lakukan ini demi kebaikan dan kemajuan anak cucu kita nantinya, dan perkembangan dusun ini berkat kerjasama warga masyarakat Padukuhan disini dan berdampak sangat baik terhadap ketersediaan air bersih dan udara yang bersih di Sleman," ujarnya kepada iNewsSleman.id, Selasa (20/6/2023) sore.

Menurutnya, perubahan itu awalnya dimulai dengan cara sederhana, pertama yang dilakukan adalah dengan membuang sampah secara benar. Warga yang kebanyakan memiliki pekarangan rumah diminta membuat lubang untuk membuang sampah.

"Minimal membuat lubang sampah di masing-masing pekarangan. Tolong sampah-sampah yang organik masukkan ke lubang itu, sederhana sekali, itu untuk membuat tanah kita menjadi subur," tambahnya.

Selain itu, ia juga mengedukasi warganya agar tidak membakar sampah, utamanya sampah anorganik. Kemudian dia mengajak para pemuda di kampung tersebut untuk mengelola sampah agar bernilai jual.

"Kedua, tolong tidak membakar sampah, dan kita gerakkan dari potensi anak mudanya juga kita libatkan, terutama nanti untuk pengelolaan sampahnya, biar dipilah, dijual, buat untuk kerajinan. Sehingga InsyaAlloh tujuan kita tercapai dan anak cucu kami yang akan menerima manfaatnya," ujarnya.

Tak hanya bapak-bapak dan para pemuda saja yang bergerak memajukan Dusun ini, ada kelompok ibu-ibu yang tergabung di PKK Dusun Sangurejo juga secara rutin melakukan berbagai macam kegiatan untuk memajukan wilayahnya.

Melalui pertemuan rutin PKK dan Dasawisma serta gerakan edukatif yang berkelanjutan, ibu-ibu PKK Dusun Sangurejo mengadakan bersih-bersih dusun 2 minggu sekali.

Tak hanya itu, dengan mengembangkan kreatifitasnya ibu-ibu PKK dan Pemuda Dusun, Dusun Sangurejo bahkan sudah mampu memproduksi pupuk organik cair yang berguna dan bernilai jual serta berpotensi untuk terbentuk UMKM mikro yang mandiri di dusun itu.

"Kita memberdayakan ibu-ibu disini untuk bersama membangun dusun ini lebih baik, lebih maju, lebih kreatif dan bisa lebih memiliki kreatifitas," ujar Ketua PKK Dusun Sangurejo, Titik.

Sementara dari gerakan Pramuka, Satuan Komunitas Setia Kawan Persada Nusantara atau Pramuka Sako SPN, Agus Kurniawan menyatakan terima kasih atas kerjasama warga masyarakat dan berbagai elemen masyarakat untuk memajukan Dusun Sangurejo.

Ia mengatakan pihak Pramuka senantiasa memberikan edukasi kepada masyarakat setempat untuk mau menerima saran dan kritik yang membangun.

Selain itu, masyarakat juga senantiasa didampingi untuk bisa bersama memajukan wilayah dusunnya.

"Kami mengucapkan terima kasih atas warga masyarakat yang terus bersama-sama bergerak bersama, berkembang bersama, bergotong royong membangun dan memajukan dusunnya ini," ujarnya.

Sesepuh Budayawan Dusun Sangurejo, Suryo, mengatakan jika Program Kampung Iklim di Dusun Sangurejo ini didukung oleh semua warga masyarakat sekitar.

Ia menyatakan jika tindakan masyarakat tentang Program Kampung Iklim di Dusun Sangurejo itu sudah sesuai dengan amanah sesepuh dulu.

"Apa yang kita jalankan saat iki merupakan amanat dari sesepuh, termasuk merawat alam. Kaitannya dengan Program Kampung Iklim ini adalah semangat Toto Titi Tentrem, Gemah Ripah loh Jinawi," ujar sesepuh Padepokan Satriotomo di Dusun Sangurejo.

Ia menyatakan, Dusun Sangurejo ada banyak kemajuan. Dengan keberadaan Padepokan Budaya, membawahi nerbagai jenis Pencak Silat, Jemparing Jawa (memanah), dan Seni Badui.

Ia menyatakan ada latihan intensif digelar 2 minggu sekali yang diikuti oleh hampir semua pemuda dan sesepuh di Dusun Sangurejo.

Salah satu tokoh masyarakat di Dusun Sangurejo, Andi Jayaprana, berharap jika Program Kampung Proklim Sangurejo bisa memberikan manfaat kepada masyarakat dan Kabupaten Sleman.

Menurut ia, dengan adanya Proklim, pola hidup ramah lingkungan dapat diwujudkan.

Hal tersebut ia pandang, sangat mendukung kelestarian alam tercipta lingkungan yang bersih nyaman ditempati untuk hari ini dan generasi anak cucu nantinya.

"Proklim akan memberi dampak pada wisata karena daya dukung lingkungan yang asri dan bersih sebagai perwujudan Sapta Pesona yang akan terkenang pada pengunjung wisata," ujarnya.

Sementara, Ketua Tim Evaluasi Proklim Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Mustika Dewi, menyatakan jika perkembangan dan kemajuan Dusun Sangurejo sudah luar biasa.

Selain itu, menurutnya, di Sangurejo mamiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dan dimajukan lebih baik lagi.

"Kami sudah melakukan evaluasi dari berbagai sisi. Dusun Sangurejo sudah luar biasa, dan potensinya juga luar biasa. Tinggal ditambahkan dan dikembangkan. Selain Desa Wisata, Sangurejo layak untuk jadi Desa Proklim," ujar Ketua Tim Evaluasi Proklim Sleman, Mustika Dewi.

Editor : Bayu Arsita

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network