YOGYAKARTA, iNewsSleman.id - Dalam rangka memperkuat identitas Yogyakarta Kota Pelajar, Dua inovasi dari DIY lolos tahap penilaian finalis Top Inovasi setelah dinilai oleh Tim Panel Independen (TPI), yang akan dilanjutkan dengan rapat pleno dan uji publik finalis Top Inovasi. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) merupakan strategi kebijakan KemenPANRB dalam mendorong penciptaan inovasi pelayanan sebagai bagian dari pelaksanaan reformasi birokrasi.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menerima 3.110 proposal yang terdaftar pada portal SINOVIK (Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik). Sebanyak 1.407 proposal dinyatakan lolos seleksi administrasi KIPP Tahun 2023.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi oleh Plt Bappeda DIY Tri Saktiyana dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY Bapak Didik Wardaya menyampaikan dua inovasi dari DIY dihadapan Tim Penilai yang terdiri dari 10 profesional di berbagai bidang, beberapa waktu lalu.
Pemaparan dilaksanakan secara daring dari ruang Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Sesi pertama Sri Sultan menjelaskan mengenai “Momenku Siap Berkememas” (Model Manajemen Kelompok Usaha Siswa Partisipasi Berantas Kemiskinan Masyarakat).
Pengembangan inovasi ini dilatarbelakangi oleh komitmen Pemda DIY dalam menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran melalui berbagai program yang tersebar di berbagai OPD termasuk Dikpora DIY.
“Ini sebetulnya mirip inkubator, hanya mungkin pelajar ini hanya dapat separuh dari inkubator yang dibangun Dinas Pendidikan, yang separuh nanti pada waktu dia melaksanakan usahanya di tempat di mana dia berada. Karena kelembagaan lain yang akan membackup mereka untuk menjadi pengusaha belia, yaitu di Dinas UKM dan Koperasi,” ujar Sri Sultan.
Momenku Siap Berkemas bertujuan untuk mempercepat proses pemberian keterampilan wirausaha; mendorong kreativitas siswa dalam mengembangkan produk bernilai jual; membantu siswa tidak mampu; meningkatkan keterserapan lulusan SMK di dunia kerja; mendorong pertumbuhan sentra-sentra kewirausahaan belia/muda; meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda; dan pada akhirnya menekan angka kemiskinan di DIY dan menumbuhkan lapangan kerja baru.
Program ini akan selaras dengan program Desa Mandiri dan Desa Budaya di DIY. Dimana, masyarakat menjadi subyek di dalam proses mengembangkan potensi diri.
Pemda akan memberikan bantuan dari Dana Keistimewan untuk mendorong berkurangnya kemiskinan di setiap Kalurahan.
“Sehingga ini bisa match dengan program di Dinas Pendidikan. Kami berharap mereka yang terpelajar ini tidak hanya sekadar menjadi wirausahawan baru di kota maupun di desa, tapi harapan saya karena mereka punya latar belakang yang cukup baik bagi mereka yang putus sekolah atau yang melanjutkan jenjang berikutnya, sampai ke Universitas dia sudah punya dasar-dasar sebagai entrepreneur,” jelas Sri Sultan.
Program kedua adalah Jogja belajar Class (JB Class) yang merupakan merupakan kelanjutan dari pengembangan program pemanfaatan TIK untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan (Jogja Cyber Province tahun 2010) bekerjasama dengan JICA melalui program ICT EQEP.
Pengembangan portal platform JB Class dimulai tahun 2014. JB Class ini telah masuk ke dalam Pembaharuan atau peningkatan inovasi setelah ditetapkan sebagai Top 45.
Pembaharuan yang dilakukan, pertama adalah Peningkatan kapabilitas server melalui pengadaan unit server baru pada 2021 melalui kordinasi dengan Dinas Komuniiasi dan Informatika (Kominfo) DIY.
Kedua, Membangun ulang aplikasi web JB Class, mengupgrade web engine sehingga dapat menampung pengguna lebih banyak secara bersamaan. JB Class yang bisa menampung 12.000 koneksi secara bersamaan.
Sri Sultan berharap program ini menjadikan pendidikan di desa bisa setara dengan di perkotaan. Sehingga lulusan sekolah yang ada di desa tidak kalah bersaing dengan lulusan sekolah di kota. Karena akses belajarnya menggunakan platform yang sama.
Untuk mengevaluasi kebermanfaatan JB Class di lapangan dilakukan survei dengan responden dari guru, orang tua dan siswa.
Ternyata untuk akun guru sebanyak 83,29% menjawab bahwa fitur JB Class memudahkan Guru dalam mengelola kelas maya; sebanyak 81,6% siswa menjawab JB Class memudahkan siswa untuk bergabung ke kelas, mengakses kelas, materi, mengerjakan tugas, dan mengerjakan ujian online; sedangkan sebanyak 75,5% orang tua menjawab memudahkan orang tua untuk melihat tugas dan nilai ujian anak.
Editor : Bayu Arsita
Artikel Terkait