KULONPROGO, iNews.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo mencatat ada enam kasus malaria yang ditemukan pada awal tahun 2024. Kulonprogo sebelumnya pernah meraih eliminasi malaria pada 2022, meski pada 2023 ada temuan 10 kasus.
Enam kasus ini terdiri atas tiga kasus di Banjarsari, Samigaluh dan dua kasus di Hargotirto, Kokap yang berada di Perbukitan Menoreh. Sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Srikayangan, Sentolo.
“Kasus ini tidak hanya di perbukitan karena kini ditemukan di Srikayangan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Sri Budi Utami, pada Sosialisasi dan Penandatangan Kerja Sama dalam penanganan dan pencegahan penyakit malaria antara Kapanewon Girimulyo (Kulonprogo) dengan Kapanewon Kaligesing (Purworejo), Jumat (3/5/2024).
Pada 2022 Kulonprogo telah meraih predikat eliminasi Malaria. Untuk itu terus dilakukan upaya pencegahan dan survei. Hasilnya pada 2023 ditemukan 10 kasus, satu dari kunjungan rumah dan satu dari survei migrasi (pendatang). Delapan lainnya dari survei malaria pasif.
“Untuk penanggulangan malaria perlu dilakukan promosi kesehatan, pengendali faktor resiko, surveilans dan penanganan kasus,” katanya.
Panewu (Camat) Girimulyo, Endah Wulandari mengatakan, kegiatan ini sebagai implementasi rencana aksi perubahan diklat PKA administrator angkatan pertama 2024. Kegiatan ini untuk mengajak semua elemen yang ada di masyarakat untuk ikut menjaga eliminasi malaria baik di Girimulyo maupun di Kaligesing (Purworejo) yang berbatasan langsung.
“Ini merupakan upaya untuk mendukung progran nasional eliminasi malaria se Jawa dan Bali pada 2025,” katanya.
Endah menginisiasi kegiatan ini dengan melibatkan forkopimcam di kedua kecamatan dengan melibatkan camat, kapolsek, danramil dan elemen lainnya. Selain itu juga menggandeng pelaku seni, pelaku budaya dan kuliner.
“Melalui penandatangan kerja sama ini diharapkan kedua wilayah sama-sama berkomitmen dalam mencegah malaia,” katanya.
Endah mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan malaria. Mulai menggunakan lotion anti nyamuk, jaket atau lengan panjang.
Kepala Dinas Kesehatan Purworejo Sudarmi mengapresiasi kegiatan ini. Acara ini perlu digaungkan karena manfaatnya tidak hanya di Kulonprogo saja, namun juga di Purworejo.
“Kulonprogo dan Purworejo harus sama-sama eliminasi malaria. Perlu survei migrasi dan kami akan mengoptimalkan kegiatan kegiatan ini melibatkan elemen di masyarakat,” katanya.
Editor : Wisnu Aji
Artikel Terkait