YOGYAKARTA, iNewssleman.id - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki peranan yang cukup tangguh sebagai peredam kejut (shock absorber) terhadap perekonomian di DIY. Kucuran belanja negara memengaruhi kinerja positif perekonomian.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) DIY, Agung Yulianta mengatakan realisasi belanja negara di DIY mencapai Rp9,38 triliun sampai dengan 31 Mei 2024 atau tumbuh 11,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar 18,95 persen.
Pada sisi belanja barang dipengaruhi kontribusi kegiatan dukungan pelayanan kesehatan unit pelaksana teknis Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes yang mencapai Rp357,57 miliar.
“Realisasi belanja pemerintah mencapai Rp4,38 triliun atau tumbuh 18,95 persen, yang didorong kinerja belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja bantuan sosial,” kata dia saat memaparkan APBN KiTA Regional DIY, Selasa ( 2/7/2023).
Realisasi belanja begawai Rp2,07 triliun yang tumbuh solid hingga 13,99 persen dan realisasi belanja barang mencapai Rp1,69 triliun atau naik 25,47 persen yoy. Belanja modal ikut berkontribusi dengan peningkatan 19,52 persen yoy dengan realisasi yang mencapai Rp612,44 miliar.
“Belanja bantuan sosial berupa pemberian beasiswa melalui KIP Mahasiswa yang tumbuh 12,99 persen dengan realisasi Rp10,51 miliar,” ujarnya.
Dukungan APBN terhadap APBD melalui transfer ke daerah (TKD) dan dana des, ikut mendukung kinerja APBN di DIY. Transfer dana ini tumbuh 5,35 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama. Realisasi penyaluran TKD dan dana desa mencapai Rp5,005 triliun.
Agung mengakatkan, kinerja pendapatan negara di DIY mencapai Rp4,11 triliun atau tumbuh 21,57 persen yang ditopang seluruh komponen pendapatan, baik penerimaan perpajakan maupun non pajak yang mengalami pertumbuhan positif.
Penerimaan perpajakan tumbuhan 20,17 persen dengan realisasi Rp2,51 triliun. Pertumbuhan ini dipengaruhi pertumbuhan PPH dari sektor jasa keuangan, kenaikan PPh, naiknya pajak periklanan, pembangunan kontruksi, dan impor logam untuk konstruksi.
Kepala Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) B Yogyakarta, Tedy Himawan mengatakan, penerimaan Bea dan Cukai sampai dengan akhir Mei 2024 mengalami pertumbuhan 39,62 persen dengan realisasi Rp396,17 miliar.
“Ini melanjutkan tren positif baik pabean maupun cukai. Kinerja penerimaan Pabean masih menunjukkan tren positif dengan peningkatan 0,19 persen (yoy) terutama dipengaruhi oleh Bea Masuk dari Tempat Penimbunan Berikat,” katanya.
Editor : Wisnu Aji
Artikel Terkait