SOLO, iNewsSleman.id - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meluncurkan Program Air Minum Muhammadiyah (PAMMU) di Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Program didanai Lazismu Sragen dan didukung Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sambirejo.
Program PAMMU berawal dari penemuan sumur di lahan milik Sumanto Al-Faris yang menurut warga memiliki kualitas air sangat baik. Menyadari potensi besar sumber air, tim dari Fakultas Geografi UMS yang dipimpin Jumadi, S.Si M.Sc PhD segera melakukan penelitian terhadap kualitas airnya.
"Kami sangat terkesan, sumber air ini memiliki kualitas yang sangat baik. Bahkan lebih baik dari sebagian besar sumber air minum yang ada. Ini adalah berkah bagi masyarakat di Ngledok dan Dlisen, Desa Kadipiro yang selama ini mengalami kesulitan air," kata Jumadi melalui siaran pers Humas UMS, Kamis (19/9/2024).
Dekan Fakultas Geografi UMS ini mengungkapkan, penelitian melibatkan 26 parameter fisika, kimia, dan biologi yang menunjukkan bahwa air dari sumur memenuhi baku mutu air minum tanpa perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut. Temuan menjadi angin segar bagi masyarakat setempat mengingat selama ini kesulitan mendapatkan air bersih secara layak.
"Kehadiran PAMMU menjadi solusi bagi masyarakat yang selama ini mengalami kesulitan akses air bersih. Peluncuran menjadi puncak dari rangkaian persiapan yang telah dilakukan selama beberapa bulan terakhir, melibatkan penelitian, kolaborasi, dan gotong-royong antara berbagai pihak," katanya.
Selama ini, warga sekitar Desa Kadipiro kesulitan air bersih, terutama karena pasokan yang sering tidak memenuhi kebutuhan. Mulai pukul 16.00-19.00 WIB sering mengalami mati listrik. Dampaknya, air dari PDAM tidak mengalir.
"Ini sangat menyulitkan kami mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,” kata salah satu warga, Muhgito.
Pelaksanaan program dimulai dengan uji laboratorium terhadap kualitas air, diikuti dengan perencanaan jaringan pipa untuk mendistribusikan air dari sumber ke rumah-rumah warga. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai manfaat dan cara pengelolaan air bersih. Juga pentingnya perawatan jaringan distribusi air, sehingga program dapat berkelanjutan dalam jangka panjang.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Sragen, Ridwan Adi Sukmono menyatakan, program merupakan kolaborasi antara berbagai pihak, yaitu Fakultas Geografi UMS, Lazismu, PCM Sambirejo, serta masyarakat setempat.
"Setiap pertemuan warga selalu mengeluhkan air yang tidak mengalir meskipun pembayaran tetap berjalan. Ini menjadi salah satu alasan kami melakukan riset terhadap sumber mata air tersebut. Kami berharap program terus berkelanjutan, dan Fakultas Geografi UMS dapat kembali melakukan riset terkait debit air agar sumber air bisa dimanfaatkan lebih banyak warga," ucap Ridwan Adi Sukmono.
Dikatakannya, inisiatif ini bisa menjadi model kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga amal dalam menghadirkan solusi nyata bagi permasalahan air bersih.
"Kami ingin ini menjadi contoh bahwa dengan gotong-royong dan kerja sama, bisa mengatasi permasalahan besar seperti krisis air bersih," tuturnya.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait