Pantau Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Wiranto: untuk Bentuk Generasi Cerdas

AW Wibowo
Ketua Wantimpres Jenderal TNI (Purn) Wiranto saat memantau uji coba program MBG di SD Negeri Kleco 1 Solo, Kamis (19/9/2024). Foto: AW Wibowo

SOLO, iNewsSleman.id - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jenderal TNI (Purn) Wiranto terus memantau uji coba pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Program untuk menyiapkan generasi emas yang cerdas. 

“Untuk mencapai itu sudah ada roadmap atau jalannya yang sudah digagas oleh Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Kelihatannya bagus Indonesia emas, tapi untuk mencapainya tidak mudah,” kata Wiranto saat memantau uji coba program MBG di SD Negeri Kleco 1 Solo, Kamis (19/9/2024). 

Sebab ada sasaran antara yang harus dilewati untuk menuju ke sana. Hal itu tidak mudah karena Indonesia tidak berdiri sendiri, namun ada ada pergaulan internasional yang berdampak berhasil atau tidak. 

“Misalnya tahun 2030-2035, kita mendapatkan bonus demografi. Untungnya pada tahun- tahun itu jumlah manusia usia produktif antara 16-64 tahun mendominasi jumlah penduduk Indonesia,” ujarnya. 

Jika generasi pada masa itu bodoh-bodoh, maka akan menjadi beban karena harus menghidupi orang yang begitu banyak. Berbeda halnya jika pintar-pintar, maka Indonesia betul-betul mendapatkan bonus demografi. Dari hal itu saja merupakan sebuah tantangan yang luar biasa. Kuncinya adalah generasi Z sekarang harus betul-betul dipelihara agar menjadi manusia cerdas di Indonesia. 

Dikatakannya, Program MBG yang dituangkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka harus disukseskan. Mantan Panglima TNI ini menyebut bahwa tidak semua anak Indonesia bernasib mujur karena orang tuanya bisa memberikan makanan bergizi. 

Namun masih banyak yang stunting atau belum mendapatkan makanan bergizi gratis. Untuk itu, semua anak-anak Indonesia harus mendapatkan makanan bergizi dan kini sedang diusahakan. 

Namun diakui, untuk pelaksanaannya tidak mudah karena banyak sekali hal-hal yang harus dipikirkan. Mulai dari dana, pelaksanaan, gizinya cukup atau tidak, dan susunya didapatkan dari mana. 

“Di Indonesia, kebutuhan susu tanpa makan bergizi gratis hanya 20 persen dicukupi dari dalam negeri. Yang 80 persen masih impor. Jika dengan makan bergizi gratis, maka impor tambah besar lagi,” ucapnya. 

Wiranto menegaskan bahwa program MBG tidak bisa hanya dihadapi oleh pemerintah saja. Namun harus dilaksanakan secara berkolaborasi, dan bergotong royong.

Pihaknya akan terus memantau pelaksanaan uji coba pelaksanaan MBG. Nantinya akan diketahui persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan. Sehingga sebelum dilaksanakan secara efektif, maka masalah-masalah sudah bisa terpecahkan.   
 

Editor : AW Wibowo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network