Uji Beban Rel Layang Simpang Joglo Solo, Dilewati 8 Lokomotif Berbobot 684 Ton

AW Wibowo
Uji beban rel layang Simpang Joglo di Kota Solo dengan dilewati 8 lokomotif berbobot 684 ton. Foto: Ist.

SOLO, iNewsSleman.idUji beban (loading test) rel layang Simpang Joglo di Kota Solo sukses dilaksanakan. Jalur layang kereta api (KA) petak Solo Balapan-Kadipiro sepanjang 1,8 kmsp ini ini, dilewati 8 lokomotif berbobot 684 ton. 

Uji coba jalur rel layang KA yang merupakan bagian dari pembangunan jalur ganda KA Solo Balapan-Kadipiro-Kalioso (10 kmsp), melibatkan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang (BTP Semarang), Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian Pekerjaan Umum. 

Secara khusus, uji beban dilakukan pada struktur jembatan KA rangka baja komposit total panjang 270 m, dengan bentang utama 130 m dan 2 bentang pendek (pendekat) sepanjang 70 m.

Direktur Prasarana Perkeretaapian, Hengky Angkasawan didampingi Kepala BTP Semarang, Rudi Pitoyo menyampaikan, data sementara pengujian menunjukkan hasil yang cukup baik menuju kesiapan rencana pengoperasian jalur elevated. 

“Hari ini dilakukan uji statis dan dinamis, terlihat data sementara ada kesesuaian dengan dokumen perencanaan, KKJTJ juga mengapresiasi pembangunan jembatan ini sudah sesuai dengan struktur yang sudah ditetapkan,” kata Hengky, Kamis (24/10/2024). 

Sementara itu, anggota KKJTJ, Prof. Jamasri menjelaskan, uji pembebanan dilakukan untuk menguji karakteristik struktur jembatan. 

“Uji beban dilakukan dengan memberikan beban statis maupun dinamis. Uji beban dinamis dilakukan dengan 2 metode pembebanan, yaitu beban ditimbulkan melalui shaker dan beban ambient dengan lokomotif berjalan. Uji dinamis dan statis kali ini, mengerahkan 6 lokomotif CC 201 (84 ton/unit) dan 2 lokomotif CC 300 (90 ton/unit) berat total 684 ton. Yang berarti memenuhi 52,6 persen dari beban desain 1300 ton untuk uji beban single track elevated,” ucap Prof Jamasri.

Diperoleh hasil uji berupa respons getar yang kemudian dianalisis dengan Fast Fourier Transform (FFT) dan Experimental Model Analysis (EMA) untuk menentukan besarnya frekuensi natural dan mode shape-nya. 

Editor : AW Wibowo

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network