SOLO, iNewsSleman.id - Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si mengungkapkan rasio lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) sederajat terhadap minat lanjut studi di perguruan tinggi masih rendah. Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan Thailand, Singapura dan Malaysia.
Berdasarkan data BPS 2023, Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi Indonesia mencapai 31,45% atau meningkat dibanding tahun 2022 yang mencapai 31,16 dan 31,19 di tahun 2021 serta 30,85 di tahun 2020. Namun, APK Pendidikan Tinggi Indonesia tersebut masih tertinggal dari beberapa negara ASEAN.
“Rendahnya minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Indonesia dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, sosial, dan informasi. Biaya pendidikan yang tinggi, keterbatasan finansial, serta kebijakan rasio SMK:SMA (70:30) membuat banyak siswa memilih untuk bekerja setelah tamat sekolah,” kata Sofyan Anif saat Online Scholarship Competition (OSC) Awards & Indonesia Rector Forum 2024 di Studio Grand MetroTV, Kamis (19/12/2024).
Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si saat menghadiri Online Scholarship Competition (OSC) Awards & Indonesia Rector Forum 2024, Kamis (19/12/2024). Foto: Ist.
Selain itu, kurangnya motivasi belajar, kualitas pendidikan yang belum optimal, serta pengaruh lingkungan yang tidak mendukung turut memperburuk situasi. Ketersediaan lapangan kerja dan minimnya informasi tentang prospek pendidikan tinggi juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan siswa,
Sofyan Anif mengungkapkan, solusi dan berbagai upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait