YOGYAKARTA, iNewssleman.id - Kontes dan Pameran Batu Permata Nusantara 2025 memperebutkan Piala GKR Mangkubumi dan Pameran Tosan Aji “Keris Sebagai Investasi” yang dilaksanakan di Yogyakarta pada 30 Januari - 2 Februari 2025 menjadi daya tarik para epcinta batu mulia. Setidaknya ada 5.542 jenis batu permata dari seluruh Indonesia dikonteskan.
Event yang diselenggarakan PT Djayadipa Indonesia ini mampu mempertemukan epcinta dan kolektor batu mulia dari seluruh Indonesia. Ada 900 jenis kategori yang dilombakan. Event ini menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan para pecinta dan kolektor batu dari seluruh Indonesia. Mereka merupakan penggemar, kolektor dan pedagang yang datang untuk ikut kontes yang terbagi dalam 900 kategori.
“Jumlah peserta kontes jauh melampaui target. Mereka ingin event ini dilaksanakan secara berkala,” kata Ketua penyelenggara, KRAT H Mukh Washar Wasesa Winata Adiningrat, Rabu (5/2/2025).
Pameran yang dipusatkan di Graha Budaya Embung Giwangan ini, dibuka Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti dan doa dipimpin El Baihaqi Arief. Washar Wasesa memamerkan sekitar 60 bilah keris koleksinya bersama 35 pebursa keris lainnya.
Menurut Washar, acara ini tidak hanya menampilkan keindahan dan keunikan batu permata nusantara. Namun telah menjadi wadah untuk melestarikan budaya dan tradisi yang berkaitan dengan batu mulia.
“Karena antusiasme peserta tinggi, nanti di bulan Agustus akan kami gelar lagi,” ujarnya.
Kontes batu permata ini untuk menilai keindahan, keunikan, dan kualitas batu permata dari berbagai daerah. Selama ini dikenal ada batu bacan dari Maluku Utara, batu kalimaya dari Banten, dan batu lavender dari Sulawesi Selatan.
Dalam kontes ini tidak hanya batu yang sudah dibentuk namun juga batu yang masih mentah. Peserta harus mampu menjelaskan asal usul, jenis, dan keistimewaan dari batu permata yang mereka miliki.
Batu-batu ini dinilai oleh 16 tim yuri yang terdiri atas ahli gemologi, kolektor batu permata, dan perajin batu permata akan menilai setiap karya dengan seksama. Penilaian didasarkan pada beberapa kriteria seperti keindahan, kelangkaan, keunikan, dan kualitas.
“Kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat umum. Pengunjung dapat mempelajari proses pembentukan batu permata, teknik pengolahan, hingga cara membedakan batu permata asli dan imitasi,” katanya.
Editor : Wisnu Aji
Artikel Terkait