SUKOHARJO, iNewsSleman.id – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Sukoharjo menggelar refleksi Milad Maroon ke-61. Kegiatan mengangkat tema “Antara Kelahiran dan Harapan: Apa Peran IMM di Masa Depan?”.
Acara berlangsung di Masjid Abu Bakar pada Jumat (14/3/2025) dan dihadiri oleh 100 peserta dari tujuh komisariat dan cabang. Kegiatan ini menjadi ajang refleksi bagi kader IMM untuk menelaah perjalanan organisasi sekaligus menatap masa depan.
Tujuh ketua umum komisariat turut menyampaikan gagasan mengenai peran IMM di era yang semakin dinamis. Acara semakin berbobot dengan kehadiran Ketua Umum PC IMM Sukoharjo 2025, Immawan Anas Asy’ari Nasuha, yang memberikan keynote speech terkait perjalanan organisasi dan visi masa depan.
Dalam pidatonya, Anas Asy’ari Nasuha menegaskan bahwa keberadaan IMM selama 61 tahun menjadi bukti nyata bahwa organisasi ini tetap relevan sebagai wadah pergerakan mahasiswa Muhammadiyah yang penuh semangat.
“Membaca masa lalu adalah keharusan, tetapi menyiapkan masa kini dan membaca masa depan adalah kewajiban. Dengan begitu, kita siap menjadi peluru-peluru kader muda Muhammadiyah,” ujar Anas melalui siaran pers yang dikutip, Sabtu (15/3/2025).
Ia menekankan bahwa tema Milad ke-61 IMM yang diusung oleh DPP IMM “Merawat IMM, Memajukan Indonesia” mencerminkan komitmen IMM dalam menghadapi persoalan keumatan dan kebangsaan.
“Momentum Milad ke-61 ini harus menjadi ruang untuk mempererat solidaritas antar-komisariat. Dengan demikian, kita dapat membangun gerakan kolektif yang lebih kuat untuk masa depan,” paparnya.
IMM dihadapkan pada tantangan zaman yang terus berubah. Digitalisasi, krisis kepemimpinan, serta isu-isu sosial menjadi tantangan yang harus direspons dengan bijak. Oleh karena itu, IMM dituntut untuk tidak hanya menjaga idealisme gerakan, tetapi juga mampu merumuskan solusi atas berbagai permasalahan bangsa.
Dalam sesi diskusi, beberapa pembicara menyoroti pentingnya peran IMM dalam membentuk karakter pemuda yang memiliki wawasan kebangsaan. IMM sebagai organisasi kader harus mampu mencetak pemimpin masa depan yang berintegritas serta memiliki kepedulian terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
“Kita tidak hanya bicara soal mempertahankan eksistensi organisasi, tetapi bagaimana IMM bisa lebih adaptif dan responsif terhadap isu-isu kebangsaan,” ujar salah satu ketua komisariat yang menjadi pembicara.
Tantangan kebangsaan seperti ketimpangan sosial, radikalisme, dan degradasi moral menjadi perhatian IMM dalam menjalankan misinya. Melalui berbagai kajian intelektual dan aksi sosial, IMM berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata dalam membangun bangsa yang lebih baik.
Sebagai bagian dari perayaan Milad, PC IMM Sukoharjo juga mengumumkan pemenang lomba menulis opini. Juara kedua diraih oleh Rahma Alia Nurhidayah, dari Pimpinan Komisariat (PK) IMM Misbach. Sementara juara pertama diraih oleh Dwi Kurniadi dari PK IMM Pondok Shabran UMS. Dwi Kurniadi mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian ini serta atmosfer intelektual di lingkungan IMM Sukoharjo.
“Menjadi bagian dari PC IMM Sukoharjo adalah kebanggaan tersendiri. Selain memiliki kader yang unggul dalam intelektualitas, IMM juga mengedepankan moralitas. Sebuah tulisan akan tetap abadi sepanjang masa. Saya berharap tulisan saya dapat menjadi refleksi bagi seluruh kader IMM di Indonesia,” ungkap Dwi Kurniadi.
Refleksi Milad Maroon ke-61 ini menjadi momentum penting bagi para kader untuk meneguhkan komitmen dalam merawat dan mengembangkan IMM. Dengan semangat kebersamaan dan kolektivitas, IMM diharapkan terus melahirkan kader-kader terbaik yang siap berkontribusi bagi umat dan bangsa.
Ke depan, IMM dituntut untuk lebih inovatif dalam menjawab tantangan zaman. Penguatan literasi digital, pengembangan ekonomi kreatif berbasis kader, serta kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi langkah strategis yang dapat ditempuh. Dengan semangat perubahan dan pembaruan, IMM diharapkan tetap menjadi lokomotif gerakan mahasiswa yang membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait