SOLO, iNewsSleman.id – Momen wisuda menjadi salah satu babak penting dalam perjalanan pendidikan seorang mahasiswa. Tak terkecuali bagi Ghina Kamila, S.Gz., mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang lulus dengan predikat cumlaude dalam waktu 3,5 tahun.
Ada yang berbeda saat prosesi wisudanya, Ghina membawa sebuah bingkai foto sang ibu, sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan rindu kepada sosok yang sangat berjasa dalam hidupnya.
“Tidak ada alasan khusus, hanya ingin ibu tetap hadir di hari penting itu,” ujar Ghina melalui siaran pers Humas UMS, Rabu (16/4/2025).
Ibunya wafat tak lama setelah Ghina menyelesaikan sidang skripsi.
“Ini adalah wisuda pertama tanpa ibu. Juga Lebaran pertama tanpa beliau,” ungkap Ghina.
Langkah Ghina membawa foto ibunya saat wisuda terinspirasi dari unggahan seorang mahasiswa lain.
“Saya lihat waktu itu ada kak Xaviera, yang juga membawa foto orang tuanya saat wisuda. Dari situ saya tergerak untuk melakukan hal yang sama, agar ibu tetap menjadi bagian dari momen ini,” ujarnya.
Ghina merupakan wisudawan asal Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan penerima Beasiswa KH Ahmad Dahlan UMS dan aktif mengikuti berbagai perlombaan inovasi pangan di tingkat nasional hingga internasional.
Ia tercatat pernah membawa pulang medali perak dalam ajang Korea International Women's Invention Exposition (KIWIE), Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition On the occasion of "Thailand Inventors' Day 2024“ dan Indonesia Inventors Day, serta medali emas dalam kompetisi inovasi di Bandung dengan produk cokelat berbahan dasar tempe untuk stimulasi otak.
Tak hanya ibu, sang ayah juga menjadi sumber motivasi besar baginya. Kedua orang tuanya merupakan alumni UMS, dan dari merekalah Ghina mendapatkan dorongan kuat untuk melanjutkan pendidikan di kampus yang sama.
“Bapak dan ibu ketemu di UMS, dan dari kecil sudah sering cerita soal UMS. Jadi sejak awal, saya sudah merasa dekat dengan kampus ini,” jelasnya.
Bagi Ghina, perjuangan orang tua, khususnya sang ibu, menjadi bahan bakar utama dalam mengejar cita-cita. “Ibu selalu mendoakan saya agar selalu diberi kelancaran. Doanya yang sederhana tapi sangat bermakna selalu terngiang saat kuliah,” kenangnya.
Kini setelah menyelesaikan studinya, Ghina berharap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“InsyaAllah ingin lanjut ke luar negeri. Sekarang sambil di rumah, sambil mempersiapkan semuanya,” tutupnya.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait