SOLO, iNewsSleman.id – Kemuliaan seorang mukmin tidak diukur dari jabatan, kekayaan, atau kondisi fisiknya, melainkan dari ketakwaannya kepada Allah SWT. Pesan inilah yang ditegaskan dalam tafsir surah ‘Abasa yang menunjukkan bagaimana Allah lebih memuliakan orang beriman dibanding para tokoh kafir Quraisy.
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I., M.Th.I., mengungkapkan bahwa peristiwa teguran Allah kepada Rasulullah SAW karena memalingkan wajah dari Abdullah bin Ummi Maktum, sahabat yang buta, menjadi pelajaran penting. Meski tak memiliki kedudukan, Abdullah lebih dimuliakan karena keinginannya menuntut ilmu, sementara pembesar Quraisy justru diabaikan.
“Ini menunjukkan bahwa Allah menilai kemuliaan bukan dari rupa atau harta, tapi dari ketakwaan. Orang miskin bisa lebih mulia daripada yang kaya, rakyat biasa bisa lebih utama dari pejabat, jika mereka bertakwa,” jelas Ainur Rha’in, Jumat (25/4/2025).
Ia juga menekankan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi hak dan kehormatan penyandang disabilitas. Rasulullah bahkan selalu menanyakan kebutuhan Abdullah bin Ummi Maktum setelah turunnya ayat tersebut.
Pesan-pesan yang disampaikan dalam Kajian Tafsir UMS yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting pada Kamis, (24/4) itu mendapat sambutan positif dari para peserta, karena dinilai sangat relevan dengan konteks sosial saat ini. Khususnya dalam memperjuangkan keadilan bagi kelompok yang terpinggirkan.
Kajian rutin ini sekaligus menjadi bagian dari komitmen UMS dalam membumikan nilai-nilai Qur’ani dan memperkuat prinsip keadilan serta kemanusiaan di tengah masyarakat.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait