SOLO, iNewsSleman.id - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meraih medali emas pada ajang International Youthpreneur Competition (IYC) 2025. Ide yang dikembangkan mereka bergerak dalam bidang aplikasi digital untuk memecahkan masalah gizi, ekonomi lokal, dan food waste. Ide ini dikemas dalam satu aplikasi yaitu Nutreasy.
Kolaborasi mahasiswa ini terhimpun dari tiga prodi yakni Arief Surya Adhi dari Akuntansi, Salsabila Khoirun Nisa dari Kesehatan Masyarakat, dan Dizzo Violeta dari Teknik Informatika. Keberhasilan tim UMS tidak lepas dari bimbingan dan arahan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Candra Kusuma Wardana, S.E., M.B.A., dan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Kusuma Estu Werdani, S.KM., M.Kes.
Ide Arief terpantik ketika dirinya mengikuti perlombaan di Jepang. Ketika itu, banyak delegasi dari negara lain yang membawa permasalahan stunting. Arief merasa di Indonesia, kekhawatiran akan stunting masih cukup kurang. Pada dasarnya, tujuan dari inovasi ini adalah mencegah stunting melalui layanan personalisasi gizi berbasis teknologi.
Di sisi lain dia juga memiliki kekhawatiran pada permasalahan food waste. Food waste sendiri meningkatkan emisi gas rumah kaca dan degradasi lahan. Food waste itu sudah besar banget. Di Indonesia sendiri, food waste dilakukan oleh lebih dari 45 juta orang setiap tahunnya. Sedangkan penduduk di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 281 juta.
Nutreasy memiliki empat fitur utama yaitu Anti-Food Waste Recipes, UMKM Healthy Market, GiziLearn + NutriImpact Tracker, dan Smart NutriPlanner. Untuk fitur Anti-Food Waste Recipes dia menerangkan apa itu food waste. Food waste di rumah tangga dalam hal ini dia contohkan, ketika memasak sayur kemudian terdapat sisa-sisa sayuran yang tidak dimanfaatkan.
“Untuk pencegahan food waste, fitur pada aplikasi mendukung penggunanya untuk menginput daftar makanan sisa atau bahan-bahan agar dapat dicegah untuk dibuang. Misal ada sisa wortel, kubis atau lainnya, kemudian di input dan akan muncul saran resep makanan atau bisa diolah menjadi pupuk,” terang Arief, Rabu (28/5/2025).
Selain mencegah stunting dan mengantisipasi food waste, aplikasi tersebut juga mendukung untuk menjadi tempat jual-beli yang ia sebut dengan fitur UMKM Healthy Market. UMKM lokal dapat menjual makanan melalui aplikasi ini dengan catatan makanan tersebut tergolong sebagai makanan sehat.
Sedangkan fitur Smart NutriPlanner dirancang menggunakan sistem AI untuk menyusun porsi makanan seimbang dan efisien sehingga dapat merekomendasikan menu harian/mingguan otomatis. Rekomendasi ini didasarkan pada usia, berat badan, tinggi badan, preferensi makanan, dan budget harian sehingga sesuai dengan Angka Kebutuhan gizi (AKG).
Fitur GiziLearn + NutriImpact Tracker berfungsi untuk edukasi mengenai gizi dan penyusunan menu untuk anak, ibu hamil, ibu menyusui, calon pengantin, remaja, ibu balita, dan UMKM. Fitur ini juga mendukung untuk memantau progres gizi dan pengeluaran budget makan harian.
Tidak hanya itu, Nutreasy juga memiliki fitur premium yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Ketika pengguna membeli fitur premium, pengguna akan dapat mengontrol gizi harian mereka yang disertai dengan pengingat kalori dan rekomendasi menu berdasarkan uang. Ia menggarisbawahi untuk yang tidak premium masih bisa mengontrol gizi dan kalori tetapi tidak dapat mendapatkan rekomendasi berdasarkan budget dengan kata lain terdapat batasan.
Arief bercerita ketika juri melakukan penilaian terhadap Nutreasy, juri memberikan apresiasi. “Pesannya dari juri itu penilaian Nutreasy sudah bagus terutama di bagian perencanaan finansial,” kenang Arief saat mengingat pesan dari juri.
Proyeksi finansial pada Nutreasy sudah memikirkan biaya menyangkut pada fixed cost, variable cost, dan BEP atau titik balik modal. Tidak hanya itu, tampilan Nutreasy juga disebut menarik bahkan untuk orang-orang tua,
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait