SOLO, iNewsSleman.id – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mencatatkan capaian membanggakan dalam pendanaan Hibah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2025. Pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Sebanyak 109 proposal dari UMS dinyatakan lolos mendapatkan pendanaan riset dari DPPM. Proposal terdiri atas 54 riset skema Penelitian Fundamental Reguler (PFR), 23 riset skema Penelitian Tesis Magister (PTM), 16 riset skema Penelitian Disertasi Doktor (PDD), 8 riset skema Penelitian Terapan Luaran Model (PT-LM) dan 8 riset skema Penelitian Terapan Luaran Prototipe (PT-LP). Dari 109 riset, UMS berhasil mendapatkan total dana sebesar Rp11.555.810.000. Capaian ini membawa UMS kembali sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) penerima hibah riset terbanyak tingkat LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang Riset Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMS, Prof. Dr. Ambarwati, M.Si. Lebih lanjut disampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil dari proses pendampingan dan pembinaan intensif yang dilakukan oleh LRI kepada para dosen pengusul proposal.
Kepala Bidang Riset Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMS, Prof. Dr. Ambarwati, M.Si.
“Strategi kita setiap tahun hampir sama, dimulai dari sosialisasi, menulis bersama, hingga pendampingan yang kami lakukan secara sistematis,” ungkap Ambar, Sabtu (7/6/2025).
Pada tahun ini, meskipun prosesnya bertepatan dengan bulan Ramadan dan masa libur lebaran, baik tim LRI maupun periset tetap semangat mengikuti semua rangkaian kegiatan, meskipun untuk pendampingan skema PTM dan PDD terpaksa dilakukan secara daring. Tidak hanya itu, keseriusan LRI pada tahun ini melibatkan 7 orang validator yang siap melayani, memfasilitasi dan mengoreksi secara maksimal proposal-proposal yang akan disetorkan ke DPPM.
LRI UMS menerapkan sistem pendampingan berbasis kelompok, yakni satu fasilitator mendampingi 7 hingga 10 proposal. Para fasilitator tersebut merupakan reviewer yang telah berpengalaman dan dipilih berdasarkan kesesuaian bidang keilmuan periset. Para fasilitator bertugas mengecek dan memberikan saran perbaikan baik dari aspek administratif maupun aspek substansi proposal.
“Sebelum submit, semua proposal dilakukan pengecekan oleh tim validator terutama dari aspek administrasi, apalagi tahun ini lembaga penelitian memang mendapat tugas dari DPPM untuk melakukan pengecekan pada semua proposal yang akan disubmit by system,” jelas Ambar.
Di tahun yang sama, sebanyak 332 proposal riset berhasil disubmit di BIMA dan lolos 109 proposal, dengan persentase kelolosan proposal sebesar 32,8%.
Ambarwati menyampaikan, secara jumlah, proposal yang berhasil disubmit tahun ini lebih banyak. Sedangkan yang dinyatakan lolos pendanaan menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2024. Namun pencapaian ini tetap patut disyukuri mengingat adanya kebijakan efisiensi dari pemerintah, termasuk efisiensi dana riset yang tentunya dampak ini juga dirasakan oleh semua perguruan tinggi di Indonesia.
Saat ini LRI juga sedang menunggu hasil seleksi proposal Program Hilirisasi Riset-Pengujian Model dan Prototipe pendanaan Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
LRI UMS terus mendorong periset untuk bisa berpartisipasi pada perolehan dana riset eksternal. Oleh karena itu LRI berencana melakukan pendampingan pada proposal riset dengan TKT 3-6, yang belum berhasil lolos pendanaan DPPM tahun 2025 untuk berikhtiar mendapatkan pendanaan dari sumber lain. Ambarwati menyampaikan bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan pendampingan submit proposal skema RIIM Kompetisi pendanaan BRIN batch 2, yang akan ditutup pada 30 Juni 2025.
“LRI insya Allah akan kembali melakukan sosialisasi, menulis bersama, dan klinik pendampingan proposal untuk skema RIIM Kompetisi pendanaan BRIN. Harapan kami proposal yang belum beruntung mendapatkan pendanaan dari DPPM dapat memperoleh pendanaan dari BRIN,” terang Ambarwati.
Saat ini LRI UMS tidak hanya berfokus mendapatkan pendanaan riset nasional, namun juga mulai berupaya untuk memfasilitasi periset mendapatkan hibah riset pendanaan internasional.
“Kita siapkan skema baru dan terus adaptif. Pendanaan internasional membutuhkan strategi yang berbeda, namun proses dasarnya tetap sama yaitu: sosialisasi, penulisan, dan pendampingan. Kami bahkan berupaya menghadirkan narasumber dari penerima hibah internasional sehingga mereka bisa menyampaikan sharing best practices strategi yang mereka lakukan sehingga sukses mendapatkan pendanaan riset internasional,” tambahnya.
Dengan cara ini, diharapkan periset UMS mendapatkan bekal dan lebih siap dalam menyiapkan proposalnya. LRI UMS terus berusaha agar ke depan jumlah proposal yang lolos semakin meningkat dan memberikan dampak yang lebih luas bagi pengembangan riset dan inovasi di Indonesia.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait