Selain itu, tujuan lainnya berupa untuk dapat mengubah persepsi dan mindset berkoperasi secara lebih positif di kalangan generasi muda khususnya di kalangan sekolah dan siswa dan agar Koperasi Sekolah melalui Koperasi Siswa yang kembali hidup dan berkembang dan menjadi wahana penanaman revolusi mental nilai kewirausahaan dan kemandirian melalui pendidikan dan sekolah.
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator PMK, Didik Suhardi. dalam sambutannya menyampaikan bahwa internalisasi gerakan ayo berkoperasi yang dilakukan secara mendasar menyasar sekolah jenjang menengah (SMP/MTs, SMA/SMK/MA) memberikan legasi bahwasanya kesadaran berkoperasi harus dilakukan sejak dini.
Menumbuhkembangkan karakter berkoperasi harus dilakukan secara massif dan sistematis.
Landasan fundamentalnya, kelak mereka akan memainkan peranan terpenting di kala 100 Tahun Indonesia Merdeka yang diperkirakan Tahun 2045 nanti bangsa ini mengalami surplus demografi.
Untuk itulah, sejak pendidikan menengah mereka diberikan mind set berkoperasi agar kelak mereka memiliki pola pikir yang berpihak kepada prinsip kekeluargaan, gotong royong, berintegritas dan mandiri untuk kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Tahun 2023 dengan memanfaatkan momentum 12 Juli 2023 sebagai Hari Puncak Koperasi di tahun 2023 perlu dilanjutkan Gerakan Ayo Berkoperasi menjadi Gerakan yang lebih artikulatif lagi yakni Gerakan Ayo Bangga Berkoperasi. Harapannya Dengan Bangga Berkoperasi Bangsa Indonesia akan maju,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator PMK, Didik Suhardi.
“Gerakan Bangga berkoperasi Indonesia Maju berasaskan kepada beberapa hal. Pertama, Gerakan Koperasi Sekolah diperlukan jejaring networking agar Gerakan Bangga Berkoperasi Indonesia Maju berjalan secara massif dan sistematis. Kedua, Gerakan harus dilakukan melalui internalisasi mendasar dimulai dari pendidikan dasar agar gerak pergerakan dilakukan secara investatif futuristik bahkan mampu dihadirkan dalam arah pendidikan nasional yang disokong oleh aktivitas kultur keseharian sekolah melalui koperasi siswa di sekolah,” tambah Didik Suhardi Ph.D.
Editor : Bayu Arsita