Namun cerita itu kini tinggal kenangan. Pemandangan itu tidak bisa lagi dijumpai karena penumpang yang masuk ke area stasiun pasti mengantongi tiket dengan tempat duduk. Belum lagi pengecekan penumpang dan pengamanan super ketat.
PT KAI juga mengeluarkan regulasi melarang pedagang asongan masuk ke dalam areal stasiun dan ke dalam gerbong. Pedagang diarahkan untuk menempati kios di sejumlah stasiun. Bagi penumpang yang ingin makan juga bisa mengakses layanan restorasi yang ada di setiap rangkaian kereta meski ada di kelas ekonomi sekalipun.
Tiara mengaku hampir setiap pekan akan pulang ke Yogyakarta dan kembali ke Bandung. Dia memilih KA Pasundan atau KA Kahuripan yang harganya terjangkau. Seandainya tiket habis, dia menggunakan KA Kutojaya yang akan disambung dengan KA Prameks menuju ke Yogyakarta.
“Sekarang keamanan dan kenyamanan jauh lebih baik. Di dalam gerbong juga ada Polsuska yang aktif patroli. Petugas cleaning service juga aktif membersihkan sampah di dalam gerbong,” katanya.
Pengetatan penumpang menjadikan suasana gerbong kereta menjadi lebih aman, nyaman dan bersih. (foto: istimewa)
Penumpang yang lain, Rendra Heru mengatakan, ada beragam jenis kereta yang bisa dipilih konsumen untuk tujuan Jakarta. Penumpang tinggal menyesuaikan dengan budget yang ada.
“Saya pilih naik kereta karena tepat waktu. Saya biasa pakai KA Taksaka karena sampai di Jakarta sebelum subuh dan paginya bisa langsung bekerja,” katanya.
Menurutnya, layanan kereta saat ini sangat nyaman. Untuk kelas eksekutif hanya berhenti di Purwokerto dan Cirebon. Sedangkan dulu, ketika akan ke Jakarta harus mampir di sejumlah stasiun. Kebijakan pembangunan jalur double track menjadikan waktu tempuh menjadi lebih pasti.
“Jarang terlambat, kalau terlambat karena bencana longsor atau banjir. Ketika terlambat akan diumumkan dan estimasi keterlambatan juga tepat,” katanya.
Editor : Wisnu Aji