BANGKOK, InewsSleman.Id - Pusat Dialog Internasional KAICIID, didirikan oleh pemerintah Austria, Arab Saudi, dan Spanyol, serta Tahta Suci Vatikan sebagai Founding Observer. Lembaga antarnegara ini berpusat di Lisbon Portugal.
KAICIID menfokuskan pada efek perubahan masyarakat yang berasal dari perpaduan budaya dan agama yang unik, sehingga akan menghadapi tantangan khusus dan menerapkan strategi yang beragam untuk memupuk saling percaya, dialog, dan pembelajaran. Salah satunya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk itu KAICIID menginisiasi Dialog Antarkota se-Asia Tenggara (Dialogue Cities Southeast Asia) untuk membahas dialog antaragama dan antarbudaya di kalangan masyarakat urban.
"Tujuan pertemuan untuk mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana kota-kota di Asia Tenggara memanfaatkan potensi dialog untuk mencapai harmoni dan kerjasama, menjembatani perbedaan budaya, etnis, dan agama.” Ujar Nur Ahmad Ghojali, Fasilitator Moderasi Beragama pada Kanwil Kemenag DIY.
Selain Dr. H. Nur Ahmad Ghojali, MA Analis Kebijakan Ahli Muda, perwakilan Kanwil Kemenag DIY, ada 11 perwakilan lainnya yang mendapatkan undangan penghormatan lainnya, yakni Dr. Gregorius Nur Hartanto, Dr Suhadi Cholil, Wiwin Siti Aminah dari FKUB, UNU, ICRS, Gusdurian, Kristen, Katolik, Penyuluh Agama Hindu Bantul I Gede Suwardana.
"Konferensi ini menciptakan ruang bertukar pengetahuan dan praktik dalam dialog antaragama (IRD) dan dialog antarbudaya (ICD). Sekitar 60 praktisi dialog, ahli kajian interdisiplin, pengambil kebijakan, pemimpin dari komunitas agama, serta tokoh-tokoh pemuda dan perempuan dari lima kota di Asia Tenggara: Yogyakarta di Indonesia, Prof Dr Dicky Sofyan. Kuala Lumpur di Malaysia, Davao di Filipina, Singapura di Singapura, dan Bangkok di Thailand berkumpul dalam konferensi tersebut.” Jelas Ghojali dalam rilis yang disampaikannya ke humas Kanwil Kemenag DIY.
Adapun acara tersebut berlangsung di Thailand dari tanggal 27-31 Mei 2023 yang berlokasi di Hotel Sheraton Bangkok.
Editor : Fitriyani
Artikel Terkait