KULONPROGO, iNewsSleman.id – Acara penutupan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional Ke VIII, yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian DIY bekerjasama dengan Direktorat Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, dihadiri Menteri Pertanian RI Prof.Dr. Syahrul Yasin Limpo,SH.MSi.SH.MH,.
Menurutnya bangsa yang besar bisa kokoh kalau pertaniannya kokoh, jika ingin melihat bangsa ini tetap baik, tetap tenang tetap aman, tetap damai tetap tertib dalam kondisi apapun selesaikan makanannya.
Hal demikian dikemukakannya dihadapan Pejabat Pemda DIY dan para pejabat Dinas Pertanian se Indonesia dalam acara tersebut.
Acara yang berlangsung sejak tanggal 29 Mei 2023 di Jogja Argo Park (JAP) Wijilan, Kalurahan Wijimulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, DIY ini resmi ditutup pada Rabu (31/05).
“Biar kau hebat, biar politikmu luar bisa, biar dinamikamu dengan segala macam cara, kalau makanan tak sedia kau akan mengundang masalah bagi bangsa ini” ungkap Menteri Pertanian dalam sambutannya.
Melalui acara gebyar ini, sudah menjadi jawaban bahwa bangsa Indonesia sudah siap menyediakan pangan mulai dari Jogja. Mentan mengingatkan hadirin bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang ecek-ecek.
“Bangsa kita ini negara pertanian terbesar ke 4 di dunia. Sesudah India, China, Amerika baru Indonesia. Sesudah Indonesia ada Pakistan, Brazil dan lain lain. Sedangkan Vietnam, Thailand penduduknya dibawah 90 juta, sementara kita Indonesia yang mau makan 280 juta orang. Untungnya Indonesia itu dikaruniai Allah masyarakatnya dapat bertani yang lebih baik. Mataharinya terus bersinar, anginnya terus bertiup, airnya datang dari atas dan dari bawah mengalir, orangnya banyak untuk Bertani.” Jelasnya.
Menurut mantan Bupati Gowa itu, persoalannya hanya satu kita mau hadir atau tidak kita untuk meng-akselerasi pertanian itu,
“Agar pertanian itu lebih baik dengan pendekatan-pendekatan sensitive, akademik, kita uji coba, kita hadirkan dengan varitas yang lebih bagus, kita lab kan, kita riset, dan ini kita tidak boleh kalah dengan negara lain, kita tidak boleh kalah dengan China, sama Amerika. Bahwa dari Jogja ini sepintas sudah mulai mengatakan dari Kulon Progo, kita tidak kalah dengan negara lain.” Jelas mantan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan ini.
Dalam kesempatan yang sama itu Menpan mengatakan bahwa pada kegiatan di Gresik meluncurkan Brown yang bisa membangun 1 liter sama dengan 100 kg pupuk ini luar biasa.
“Di Kulon Progo, Jogja ini varitas kita oke kok, ada yang 12 ton/hektar, bahkan ada yang diatas 14 ton. Rata-rata tidak ada yang dibawah 7 ton/hektar. “ ungkapnya.
Terkait dengan pencapaian produksi tersebut Menteri Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani untuk lebih kuat lagi menghasilkan pencapaian lebih dari 5,6 ton per hektar.
“Contohnya di Kulon Progo ini tidak ada produksinya yang dibawah 9 ton/hektar, paling sedikit 7 ton/hektar. Disampaikan Yasin Limpo bahwa perbedaan 1, 2 ton bagi para petani sangat besar.” Paparnya.
Mentan berharap peningkatan produksi pertanian di Jogja ini tidak hanya di Kulon Progo tetapi ke daerah lain di seluruh Indonesia. Untuk mencapai semua itu dibutuhkan teknologi, kemajuan yang bisa didorong melalui para pengembang, dunia swasta, dengan riset-riset pemerintah yang ada termasuk dengan Kementerian pertanian.
Pada kunjungan Menteri Pertanian RI yang didampingi para Pejabat Kementerian Pertanian, Sekda DIY beserta jajarannya, Anggota DPRD DIY, forkopimda DIY, Pj Bupati Kulon Progo beserta jajarannya ini, dilaksanakan penyerahan bantuan benih untuk kelompok tani di Bantul, Kulon Progo dan bantuan DAK untuk Dinas Pertanian DIY sebesar Rp 20 Milyar yang diterima Kepala Dinas Pertanian DIY Sugeng Purwanto.
Dilanjutkan dengan peninjauan tanaman padi bibit unggul dari berbagai varitas, tanaman jagung, kacang, kedelai dan surgum, dirangkai dengan peninjauan pameran benih dan produk pertanian serta panen anggur.
Editor : Fitriyani
Artikel Terkait