SOLO, iNewsSleman.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menyebut kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Solo Raya terjaga stabil. Hal itu terbukti dengan kinerja dan pertumbuhan positif sampai November 2023.
“Hal ini tercermin dari pertumbuhan di masing-masing sektor industri keuangan dengan likuiditas dan permodalan yang memadai serta profil risiko yang terjaga,” kata Kepala OJK Solo, Eko Yunianto melalui siaran pers, Jumat (12/1/2024).
Berdasarkan data statistik keuangan di wilayah Solo Raya posisi November 2023, stabilitas sektor perbankan tetap terjaga dan tumbuh secara yoy. Aset perbankan naik sebesar 5,92 persen menjadi Rp118,57 triliun dari sebelumnya Rp117,64 triliun. Kredit perbankan juga tumbuh sebesar 4,14 persen mengalami peningkatan sebesar Rp4,23 triliun.
Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mengalami peningkatan sebesar 3,59 persen menjadi Rp93,77 triliun. Selanjutnya, likuiditas perbankan di wilayah Solo Raya pada November 2023 masih terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada angka 113,42 persen dan rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 9,06 persen dengan nominal sebesar Rp9,64 triliun. Adapun sektor penyumbang NPL terbesar periode November 2023 adalah industri pengolahan sebesar 21,16 persen dan industri real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 17,69 persen.
Berdasarkan data posisi November 2023, perkembangan kinerja Pasar Modal di wilayah Solo Raya mengalami peningkatan secara mtm sebesar 4.686 SID (1,14 persen) dibandingkan Oktober 2023, dari 412.138 SID menjadi 416.824 SID 6.133 SID. Tren positif tersebut juga terlihat secara yoy, jumlah SID mengalami peningkatan dari 355.236 SID pada November 2022 meningkat menjadi sebesar 416.824 SID pada posisi November 2023.
Selain itu secara ytd, SID di wilayah Solo Raya yang meliputi SID Saham, SID Reksadana, SID SBN, dan SID E-BAE juga tercatat mengalami peningkatan sejumlah 55.868 SID atau 15,48 persen.
Berdasarkan data Periskop OJK posisi November 2023, terdapat penurunan nilai transaksi saham di wilayah Karesidenan Surakarta sebesar Rp311,15 miliar (-13,42 persen), dari Rp2,32 triliun pada Oktober 2023 menjadi Rp2,01 triliun pada Oktober 2023, dengan nilai penurunan transaksi saham terbesar di Kota Surakarta sebesar Rp223,37 miliar dan Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp193,72 miliar.
Nilai transaksi saham juga mengalami penurunan secara yoy sebesar Rp424,30 miliar (-17,45 persen) jika dibandingkan dengan November 2022 yaitu dari sebesar Rp2,43 triliun menjadi Rp2,01 triliun pada November 2023.
Berdasarkan data posisi triwulan II 2023, total klaim/manfaat asuransi di wilayah Solo Raya mengalami penurunan secara yoy sebesar Rp90,39 miliar (-8,98 persen), dari Rp1,006 triliun menjadi Rp915,89 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan klaim asuransi jiwa sebesar Rp92,47 miliar (-10,74 persen), dari Rp860,93 miliar menjadi Rp768,46 miliar.
Berdasarkan data posisi triwulan II 2023, total premi/kontribusi asuransi di wilayah Solo Raya mengalami penurunan sebesar Rp127,39 miliar (-11,83 persen) secara yoy, dari Rp1,076 triliun menjadi Rp949,57 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh premi asuransi jiwa yang menurun sebesar Rp88,45 miliar (-12,19 persen), dari Rp725,77 miliar menjadi Rp637,32 miliar.
Berdasarkan data posisi Agustus 2023, perusahaan pembiayaan di wilayah Solo Raya mengalami peningkatan piutang pembiayaan secara yoy sebesar Rp599 miliar (15,25 persen), dari Rp2,93 triliun menjadi Rp4,53 triliun. Sementara itu, Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,81 persen turun dari 2,89 persen.
“Kantor OJK Solo telah melaksanakan 72 kegiatan edukasi dan literasi dengan total 17.552 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, Pelaku UMKM, kelompok wanita, dan masyarakat umum di wilayah Solo Raya sejak Januari 2023,” ujarnya.
Pada periode bulan November 2023, dilakukan kolaborasi penyelenggaraan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu Tahun 2023 dengan Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal (BPSPM) OJK melalui Sosialisasi Alternatif Pendanaan UMKM melalui Securities Crowdfunding.
Juga sosialisasi kepada Komunitas Lokal Perempuan terkait Pengenalan Investasi Cerdas di Pasar Modal, Sosialisasi Pasar Modal sebagai Alternatif Sumber Pendanaan Perusahaan (IPO Saham), Kuliah Umum kepada civitas akademika di Perguruan Tinggi, dan Media Gathering “Ngobrol Santai Bareng Wartawan. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya di Kota Surakarta terhadap sektor pasar modal di Indonesia.
Dari sisi pelaksanaan pelindungan konsumen, Kantor OJK Solo telah menerima 318 layanan pengaduan konsumen yang dilakukan secara online melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) dan melalui surat resmi ke OJK Solo.
Dari jumlah layanan tersebut, 218 pengaduan atau 69 persen merupakan layanan dari sektor perbankan dengan layanan pengaduan kredit sebanyak 132 pengaduan atau 42 persen dengan status selesai dan telah ditindaklanjuti oleh PUJK terkait.
OJK Solo telah menerima 474 layanan pengaduan walk in yang sebagian besar merupakan pengaduan perbankan 136 (29 persen), pinjol 121 (25 persen), dan tindak penipuan 93 (20 persen). Adapun layanan permintaan SLIK sampai dengan periode November 2023 sebanyak 6.015 layanan.
Sementara itu, capaian TPAKD Solo Raya sampai dengan November 2023 yaitu program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir di Kabupaten Wonogiri dan Kota Surakarta dengan jumlah debitur sebanyak 6.489 debitur dan total realisasi penyaluran pembiayaan sebesar Rp18,99 miliar sejak tahap awal penyaluran.
Dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi program TPAKD tahun 2023, OJK Solo telah menyelenggarakan rapat pleno pada tanggal 21 November 2023 di Kantor OJK Solo yang dihadiri perwakilan anggota TPAKD se-Karesidenan Surakarta. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mendorong TPAKD dalam memonitoring capaian program yang telah disusun pada awal tahun 2023.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait