Gandeng Pusat Studi Pancasila UGM, BPIP Bedah Buku Pancasila dari Indonesia untuk Dunia

Kuntadi
Kepala BPIP Hardian Wahyudi mneyerahkan cinderamata pada seminar dan bedah buku di UGM, Rabu, Rabu (22/2/2024). (Foto: istimewa)

SLEMAN, iNews.id - Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Pusat Studi Pancasila UGM menggelar seminar dan bedah buku Pancasila dari Indonesia untuk Dunia Rabu (22/2/2024). Kegiatan ini untuk menyosialisasikan Pancasila kepada generasi muda. 

Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso mengatakan, seminar dan bedah buku ini diikuti 225 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Menurut Prakoso, Presiden Soekarno pernah menyampaikan bahwa, Pancasila dalam bahasa inggris, yaitu Believe in God, Nasionalism, Humanity, Democracy, dan Social Justice mengandung lima prinsip untuk kebaikan Indonesia, meliputi, kebangsaan Indonesia, Internasionalisme, Demokrasi, Kesejahteraan Sosial dan Ketuhanan. 

“Prinsip ini telah dilaksanakan secara mengikat bagi seluruh WNI, bukan hanya untuk dibaca dan dihafalkan, tetapi harus mengimplementasikan butir-butirnya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
 
Kepala BPIP, Prof Yudian Wahyudi mengatakan, buku terbitan BPIP berisi tentang kontribusi Pancasila di kancah dunia. Termasuk saat pidato presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang berjudul “To Build the World Anew”, pada sidang PBB, 30 September 1960. 

Menurutnya, pidato tersebut dimasukkan ke dalam memory of the world oleh UNESCO yang merupakan warisan dunia dan boleh dikutip oleh siapa saja. Bung Karno mengajak pemimpin dunia untuk membangun semua bangsa hidup dalam damai dan mengutuk keras segala bentuk Imperialisme dan Kolonialisme.

“Bung Karno menawarkan Pancasila menjadi jalan ketiga dari dua jalan yang sudah ada, yaitu Imperialisme-Kapitalisme dan Sosialisme-Komunisme,” katanya. 

Menurutnya, Pancasila merupakan mukjizat bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus memedomani, menghayati, dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, juga perlu menguasai teknologi dan bahasa asing.

Darmansjah Djumala mengatakan Bung Karno pernah mengenalkan Pancasila dalam di PBB tahun 1960. Bung karno menawarkan satu sistem nilai, yaitu Pancasila.  Pancasila tidak ditempatkan sebagai jalan tengah, tidak ditempatkan sebagai jalan kompromi. Pancasila adalah jalan ke tiga dalam tata kelola dunia dan disebut dengan Ideologi Perdamaian. Pancasila merupakan nilai yang mempersatukan yang terpisah dan mendekatkan apa yang terbelah. 

Pada Maret 2023, PBB membuka arsip lama, dan ternyata dengan situasi dunia sekarang, yang di Bali pesimis untuk bisa ketemu. Pertemuan G20 menjadi ajang multilateralisme yang berarti dialog, atau disebut juga dengan musyawarah. G20 juga memberikan wawasan bahwa nilai-nilai sosial kemanusiaan memberi pelajaran bagaimana mengatasi krisis dunia akibat perang Ukraina dan Rusia. 

“Pancasila tidak hanya untuk dihafal tetapi bagaimana membumikan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan,”ujarnya. 
 
Rektor UGM Prof Ova Emilia  berharap, diskusi buku karya BPIP dapat memberikan pemicu untuk olah gagasan selanjutnya. Prinsip dasar pendiri negara adalah tidak inferior dan juga tidak superior, artinya menjunjung tinggi prinsip kesetaraan.

Editor : Wisnu Aji

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network