Di dalam alun-alun terdapat pacuan kuda Balapan, pada masa Mangkunegoro IV. Lokasi lapangan pacuan kuda Balapan dianggap paling pas untuk menjadi sebuah stasiun, karena jalur rel bisa langsung mengarah ke Semarang. Akhirnya, pacuan kuda itu diubah menjadi sebuah stasiun, dan nama Balapan tetap dipertahankan.
Selain melewati Stasiun, para peserta juga melewati jalur KA yang berada di Jalan Slamet Riyadi. Jalur KA tersebut menjadi saksi sejarah pembangunan transportasi KA di Kota Surakarta. Setelah Stasiun Solo Balapan berdiri, rel KA dihubungkan dengan stasiun-stasiun yang berada di titik-titik strategis, yakni di Purwosari dan Jebres.
Stasiun-stasiun itu terhubungkan oleh rel-rel yang melewati tengah kota. Salah satu buktinya adalah jalur rel yang ada di tepi jalan Slamet Riyadi, jalur rel ini masih digunakan hingga sekarang.
Fun Run Stasioen 2 Stasioen kali ini diikuti dengan sangat antusias oleh masyarakat Solo maupun luar daerah. Seperti diungkapkan oleh Pandu (32) yang berasal dari Semarang. Ia jauh-jauh mengikuti Fun Run Stasioen 2 Stasioen karena ingin mengenal Kota Solo berikut sejarahnya.
"Saya mengikuti fun run kali ini karena ingin menambah teman, terus juga ingin mengenal Kota Solo. Sangat seru fun run kali ini, Alhamdulillah juga mendapatkan medali. Semoga event selanjutnya selalu lebih baik," ujar Pandu.
Ikhsan (28) warga Magelang mengatakan, dirinya sering mengikuti fun run dan ini merupakan fun run yang berbeda dari sebelumnya dimana di sini bisa lebih mengenal sejarah transportasi kereta api di Solo.
"Fun run kali ini sangat seru, saya bisa ngerti sejarah transportasi kereta di Solo, tadi bangunannya heritage sekali Jebres. Semoga event ini bisa rutin ke depannya," ucapnya.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait