"Lokasi kerja para pembatik harus lebih layak, tidak kotor. Kita perlu support untuk peningkatan upah dan lingkungan kerja,” tegasnya.
Selain masalah regenerasi, Luthfi juga menyoroti perlunya inovasi dalam industri batik agar tetap relevan di era modern. Ia menekankan pentingnya peningkatan teknologi dan alat-alat produksi, serta pembaruan produk tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional batik.
"Meskipun batik adalah warisan leluhur, kita harus memperbarui produknya agar bisa bersaing dengan produk lain, termasuk menghadapi masuknya produk konveksi dari China. Pemerintah perlu memberikan batasan impor dan mendukung pengrajin lokal," jelasnya.
Luthfi menambahkan bahwa harus ada perlindungan khusus bagi industri batik melalui penyertaan modal, koordinasi investasi, dan peningkatan jumlah workshop untuk pelatihan keterampilan.
Mantan Kapolda Jateng itu berharap dengan langkah-langkah tersebut, industri batik yang padat karya ini dapat kembali hidup dan menjadi lebih kompetitif di pasar lokal maupun internasional.
Ahmad Luthfi menegaskan, komitmennya mempertahankan dan memajukan industri batik di Pekalongan, yang dikenal sebagai salah satu kota kreatif nomor dua setelah Kota Solo, di Indonesia.
Dengan upaya regenerasi dan dukungan pemerintah, ia optimistis bahwa batik akan terus menjadi bagian penting dari perekonomian dan budaya Jawa Tengah.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait