Validasi model estimasi dampak ekonomi dilakukan dengan contoh numerik menggunakan data hipotetik menunjukkan bahwa implementasi standar interoperabilitas diproyeksikan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi seluruh stakeholder.
Sementara itu, Dr. Fakhrina Fahma menyampaikan bahwa penelitian ini memberikan wawasan dan pemahaman baru tentang pendekatan baru yang mengintegrasikan pengembangan standar dan penilaian estimasi dampak ekonomi penerapannya secara simultan. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi regulator (pemerintah) dalam menentukan prioritas regulasi standar karena estimasi dampak ekonominya bisa diketahui meskipun standar tersebut masih dalam tahap pengembangan.
Dr. Fakhrina Fahma juga telah berhasil mengembangkan desain Battery Swapping Station (BSS) untuk memvalidasi penerapan persyaratan interoperabilitas melalui eksperimen pengisian daya SB berbagai merek dengan mempertimbangkan pengaturan parameter yang minimal.
Hasil pengujian prototipe BSS menunjukkan bahwa interoperabilitas telah terlihat (visible) dengan mengatur parameter tegangan, arus, jenis konektor dan dimensi pack SB.
"Alhamdulillah, selama kurang dari 3 tahun, dapat menyelesaikan penelitian disertasi berupa inovasi solusi masalah nyata untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi adopsi teknologi pada early standardization,” ujar Dr. Fakhrina Fahma.
Saat ini di Indonesia telah beredar sepeda motor listrik dengan berbagai merek diantaranya VOLTA, VIAR, MAB, Gesits, Selis Emax, United, Rakata, Neo, Elvindo Rama, BF Goodrich CG, Ecgo, Alva one dan Honda PCX Electric, dan lain-lain. Namun sayangnya sepeda motor listrik yang beredar tersebut memiliki spesifikasi SB yang berbeda-beda, sehingga pengguna kendaraan hanya dapat menukarnya di Battery Swapping Station (BSS) yang sesuai dengan merek masing-masing.
Hal ini menyebabkan rantai pasok energi menjadi tidak efisien karena dibutuhkan investasi SB dan BSS sangat besar. Salah satu cara untuk meminimalisasi biaya investasi adalah mendorong agar ekosistem SB dapat “dipertukarkan dan dioperasikan antar merek” atau dikenal dengan istilah ‘interoperabilitas’.
Dr. Fakhrina Fahma bersama pembimbing Prof. Dr. Ir. Wahyudi Sutopo, ST., M.Si. (Ketua Tim Promotor) dibantu Prof. Dr. Ir. Eko Pujiyanto, S.Si., M.T. (Ko-Promotor 1) dan Prof. Muhammad Nizam, S.T., M.T., Ph.D. (Ko-promotor 2). Foto: Ist.
Pengembangan persyaratan interoperabilitas merupakan salah satu upaya dalam rekayasa rantai pasokan sepeda motor listrik pada tahap awal melalui kegiatan standarisasi. Dengan adanya standar interoperabilitas diharapkan dapat meminimumkan biaya investasi dan terciptanya pasar yang lebih besar sehingga dapat mendorong teknologi sepeda motor listrik sukses di pasar.
Prof. Dr. Ir. Wahyudi Sutopo, ST., M.Si. selaku Ketua Tim Promotor dan juga Dekan FT UNS mengaku bangga dengan capaikan Dr. Fakhrina Fahma.
“Semoga Dr. Fakhrina Fahma dapat mengispirasi dosen-dosen baru di FT UNS yang belum doktor untuk segera mengambil doktor. Kami dari pimpinan terus memberikan dorongan supaya jumlah doktor baru di FT UNS terus meningkat,” ujarnya.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait