Dosen UMS Tegaskan AI Hanyalah Tools, Pendidikan Tinggi Tetap Diperlukan!

AW Wibowo
Delegasi UMS yang hadir dalam pertemuan QS Higher Ed Summit: Asia Pacific 2024 di Macau University of Science and Technology (MUST), Macau SAR, China. Foto: Ist.

"Sisi positifnya cukup jelas, yakni siswa bisa belajar lebih mudah, lebih cepat, dan mungkin bahkan lebih berkualitas," kata Fajar yang juga Ketua Delegasi UMS. 

Namun dampak negatifnya juga cukup menantang, yakni siswa bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dengan meminta bantuan AI. 

"Solusinya bukan mendeteksi ini dikerjakan oleh siswa sendiri, ataukah ini dikerjakan oleh AI," tegasnya. 

Namun solusinya, lebih kepada memberi motivasi dan kesadaran bagi siswa bahwa motivasinya seharusnya menjadikan AI untuk menjadi lebih pintar, bukannya menggunakan AI untuk sekedar mengumpulkan tugas. Institusi pendidikan harus juga memasukkan AI ke dalam kurikulum dan mendidik siswa bagaimana cara belajar ‘learning to learn’.


Delegasi UMS yang hadir dalam pertemuan QS Higher Ed Summit: Asia Pacific 2024 di Macau University of Science and Technology (MUST), Macau SAR, China. Foto: Ist.
 
Dekan Ilmu Kesehatan UMS, Dr. Umi Budi Rahayu mengatakan, sebenarnya beberapa hal harus dilihat untuk reputasi universitas, yaitu bagaimana perguruan tinggi mempersiapkan lulusan yang adaptif dan diterima dalam menghadapi tantangan global. 

"Setidaknya harus dipersiapkan bagaimana mendesain kurikulum yang mencakup penguasaan digital, teknologi AI, dan economy green," kata Umi. 

Menurut dia, penting juga pada akhirnya universitas mampu menghadirkan inovasi-inovasi yg diperlukan pengguna.
 

Editor : AW Wibowo

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network