"Bagaimanapun ini bukan berbicara soal UMS saja atau UNAIR saja tetapi kita bicara tentang Indonesia. Apapun yang dilakukan oleh entitas di dalam Indonesia pasti akan berdampak kepada Indonesia. Dan tidak ada yang saya kira membangkitkan nasionalisme kita selain being contributing dan having contribution," ujarnya melalui saluran Zoom Meeting.
Dian menerangkan bahwa WCU tidak hanya berbicara ranking, tetapi mencakup banyak hal seperti konsentrasi dari talent (concentration of talent) atau sivitas akademika, sumber daya (abundant resources), dan tata kelola seperti kepemimpinan dan strategi (favorable governance).
University governance bisa dilihat dari tiga aspek yaitu struktur, kebijakan, dan proses bisnis. Selain itu, WCU memerlukan pendekatan yang fleksibel dalam struktur universitas. Struktur universitas harus menyesuaikan dengan challenge yang dihadapi oleh universitas, bukan sebaliknya.
"Terkait dengan kebijakan, ada institusi yang memang lebih konvensional ada institusi yang lebih moderat, ada institusi-institusi yang lebih progresif di dalam konteks policies (kebijakan)," ujarnya.
Workshop University Governance yang digelar BPP UMS, Selasa (3/12/2024). Foto: Ist.
Pendekatan yang fleksibel dan adaptif, dengan reformasi kebijakan di area-area ini, universitas dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam transformasi menuju World Class University.
Lebih lanjut Dian menyampaikan lebih detail mengenai hal-hal yang telah dilakukan oleh UNAIR untuk akselerasi.
Kemudian workshop dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama dengan Munajat, mencoba menyambungkan pemikiran dari Dian Ekowati ke dalam konteks UMS. Melalui workshop ini, beberapa evaluasi disampaikan oleh Munajat yang dilanjutkan dengan masukan-masukan dari peserta workshop.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait