Muhammadiyah secara keseluruhan masih kuat. Namun tidak bisa menutup mata bahwa beberapa cabang atau AUM masih banyak yang tidak bergerak maka harus dijaga kesehatannya.
“Organisasi atau AUM itu ya harus sehat, efektif, dan efisien. Perlu strategi baru, kultur barum dan cara cara baru yang inovatif agar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah itu seperti yang kita cita-citakan,” ujar Dai.
Untuk menjaganya, perlu untuk mempelajari ulang sirah Muhammadiyah dari awal pendirian hingga akhir zaman nanti. Muhammadiyah harus memiliki kitab organisasi yang terstandar untuk menyiapkan sistem dan kaderisasi lintas zaman.
Kemudian materi ketiga adalah tentang pergerakan Lazismu yang disampaikan oleh Ikhwanushoffa. Dia mengatakan bahwa ketaatan zakat oleh orang Islam di Indonesia sangat rendah.
“Orang Islam Indonesia kalau diajak Zakat banyak debatnya (menolak), tetapi di saat yang sama daftar Haji,” ujar dia.
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan minimnya dakwah zakat. Dia menekankan pentingnya memberikan zakat. Selain itu, memberikan zakat selain dilakukan oleh diri sendiri juga dapat dilakukan melalui lembaga amil zakat tetapi baiknya adalah yang disahkan oleh negara dan tercatat. Menurutnya, terjaganya niat untuk berzakat juga menjadi ujian tertentu.
Dia mendorong warga Muhammadiyah agar menunaikan infaq, sadaqah dan utamanya zakat melalui lembaga amil zakat yaitu Lazismu.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait