YOGYAKARTA, iNewssleman.id - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta mencatat ada 681.523 penumpang kereta api jarak jauh di Stasiun Lempuyangan, pada triwulan I 2025. Stasiun ini menjadi simpul transportasi andalan dalam mendukung perekonomian masyarakat.
“Ada peningkatan penumpang sekitar 0,7 persen di Stasiun Lempuyangan pada Triwulan I 2025. Dari 676.777 penumpang naik menjadi 681.523,” kata Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih dalam siaran persnya, Minggu (4/5/2025).
Kenaikan ini tidak hanya menunjukkan tren positif pengguna jasa, tetapi menegaskan bahwa Stasiun Lempuyangan terus berkembang. Stasiun Lempuyangan memiliki peran infrastruktur vital dalam menopang dinamika kehidupan masyarakat pada bidang pendidikan, pekerjaan, pariwisata, maupun kegiatan ekonomi lainnya.
“Stasiun Lempuyangan menjadi simpul transportasi andalan yang melayani berbagai kelas kereta dengan kelas komersial maupun ekonomi PSO pemerintah serta KA Lokal KRL untuk mendukung perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Feni mengatakan, pada Triwulan I tahun 2024, volume penumpang KA meningkat sebesar 26,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Saat itu ada 535.932 penumpang dan naik menjadi 676.777 pada 2024.
Selain layanan kereta jarak jauh, peningkatan juga ada peningkatan penumpang layanan KRL Commuterline Yogyakarta–Palur PP. Pada Triwulan I 2025, volume penumpang KRL tercatat 282.684 penumpang, naik signifikan sebesar 17,2 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2024, 241.513 orang. Kenaikan ini mengindikasikan masyarakat memanfaatkan KRL sebagai moda transportasi andalan untuk mobilitas harian antarkota dalam wilayah aglomerasi Yogyakarta–Solo.
"Lonjakan ini mencerminkan pergeseran preferensi masyarakat terhadap moda transportasi kereta api yang semakin diminati karena keandalan, keterjangkauan, ketepatan waktu, dan konektivitasnya yang luas," kata Feni.
Stasiun yang terletak di jantung kota Yogyakarta ini memiliki karakteristik unik, melayani perjalanan kereta api kelas ekonomi dan lokal yang menjangkau berbagai segmen masyarakat. Mobilitas pelajar dan mahasiswa menuju Yogyakarta sebagai kota pendidikan, para pekerja antarkota, hingga kunjungan wisatawan ke Malioboro, Keraton, dan destinasi lainnya.
Peningkatan ini menjadi indikator meningkatnya kepercayaan publik terhadap layanan kereta api yang semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat modern. Di tengah tantangan mobilitas perkotaan dan pertumbuhan ekonomi regional, peran moda transportasi massal berbasis rel dinilai semakin krusial.
“Peningkatan ini bukan hanya soal angka, tetapi cerminan nyata dari perubahan pola mobilitas masyarakat yang semakin mengandalkan transportasi massal yang mengutamakan keselamatan, efisiensi, ketepatan waktu, dan kenyamanan dalam bepergian. Ini menunjukkan bahwa kereta api bukan hanya alternatif, tetapi mulai menjadi andalan dalam keseharian masyarakat,” jelas Feni.
PT KAI berkomitmen untuk memperkuat kualitas layanan di seluruh aspek, termasuk pengelolaan sistem perjalanan, sistem reservasi, fasilitas umum, serta integrasi antarmoda yang mendukung kelancaran akses penumpang. Stasiun Lempuyangan memegang peran penting sebagai pintu gerbang mobilitas rendah emisi karbon di wilayah Yogyakarta.
“KAI mendukung program pemerintah dalam mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal, sebagai langkah strategis untuk mengurangi kemacetan dan polusi di pusat kota,” katanya.
Peran stasiun bukan hanya sebagai tempat naik-turun penumpang. Namun menjadi simpul yang menghubungkan berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan yang berkelanjutan. KAI akan terus berkomitmen mengembangkan layanan KA yang inklusif, adaptif, inovatif, dan berkelanjutan.
“Kami berharap kehadiran Stasiun Lempuyangan akan terus berkontribusi bagi perekonomian lokal dan menjadi pilar penting dalam pengembangan sistem transportasi yang efisien, berkelanjutan, dan merata di Yogyakarta dan sekitarnya,” ujarnya.
Editor : Wisnu Aji
Artikel Terkait