YOGYAKARTA, iNewsSleman.id - Angka inflasi di Kota Yogyakarta pada dua bulan pertama cukup tinggi, bahkan prosentase secara month to month (mtm) melebihi ambang batas nasional. Melihat itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia atau Kaper BI DIY Budiharto Setyawan memberikan pandangan yang bisa menjadi masukan bagi Pemkot Yogyakarta dalam menjaga inflasi daerah.
Menurutnya, ada beberapa kelompok pangan yang biasanya menjadi penyumbang inflasi di bulan puasa dan Idul Fitri, seperti angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, cabai dan tarif kereta api.
Melihat itu, Budi memberikan usulan rekomendasi pengendalian inflasi persiapan Bulan Ramadan dan Idul Fitri, secara jangka pendek dengan pemantauan secara periodik stok dan harga komoditas utama.
Ia juga memberikan saran penguatan sharing informasi ketersediaan stok dan harga barang antara kabupaten kota dalam satu Provinsi DIY ini untuk meminimalkan disparitas harga dan stok.
Dan secara mikro, ia menyarankan adanya operasi pasar. Melakukan koordinasi dengan pemasok utama. Optimalisasi penggunaan uang elektronik dan monitoring kesiapan dan koordinasi dengan penyedia jasa angkutan.
"Tidak hanya operasi pasar jelang Ramadan dan Idul Fitri, bisa juga adakan pasar murah. Perlu juga ada himbauan ke masyarakat untuk berbelanja secara bijak," ujarnya saat dikonfirmasi, Jum'at (10/3/2023).
Dia menyampaikan rekomendasi jangka menengah, pengendalian inflasi daerah adalah pengembangan urban farming.
Sedangkan rekomendasi jangka panjang yakni mendorong kerja sama antar daerah untuk pemenuhan komoditas utama, penguatan kelembagaan dan produktivitas pertanian dan pengembangan sistem informasi stok komoditas dan neraca pangan kota kabupaten terintegrasi.
Selain itu ia memandang perlu untuk mengembangkan pola business matching dari hulu ke hilir berupa klaster/sentra hingga ke pasar dan penguatan kelembagaan kios Segoro Amarto.
Editor : Bayu Arsita
Artikel Terkait