Usulan Indonesia terkait Standar Kebencanaan Ditetapkan Jadi Standar Internasional

AW Wibowo
Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN, Hendro Kusumo. Foto: Ist.

Sebelum ISO 22328-3 ditetapkan, tahun-tahun sebelumnya Indonesia juga melalui Komite Teknis 13-08 telah mengusulkan serta menjadi Project Leader untuk 3 standar ISO lainnya, yaitu:

1.      ISO 22327:2018, Security and resilience Emergency management Guidelines for implementation of a community-based landslide early warning system;

2.      ISO 22328-1:2020, Security and resilience Emergency management Part 1: General guidelines for the implementation of a community-based disaster early warning system;

3.      ISO/DIS 22328-2, Security and resilience Emergency management Part 2: Guidelines for the implementation of a community-based early warning system for landslides.

Dengan mengusulkan draft standar internasional, maka secara langsung Indonesia juga ditunjuk sebagai Project Leader. “Mulai dari tahun 2015, ISO telah menunjuk Prof. Faisal Fathani selaku Project Leader dan Convenor dari ISO/TC 292/SC 1/WG 1 sampai akhir tahun 2025,” tutur Hendro.

Prof. Faisal Fathani merupakan salah satu pakar kebencanaan Indonesia yang juga penemu sistem peringatan bencana sedimen dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Saat ini, Indonesia juga sedang mengusulkan perubahan standar ISO lainnya, dan masih di tahap draft standar internasional (DIS) yaitu ISO/DIS 22328-2 Security and resilience — Emergency management — Part 2: Guidelines for the implementation of a community-based landslide early warning system.

Capaian ini merupakan kontribusi Indonesia terhadap dunia internasional yang dihasilkan berkat sinergi dan kolaborasi yang solid antara BSN, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan UGM serta pemangku kepentingan utama lainnya dalam mengusung SNI menjadi Standar Internasional di forum ISO.

“Ditetapkannya SNI kebencanaan menjadi standar ISO menjadi bukti, sekaligus dapat dijadikan sebagai momentum bagi Indonesia untuk semakin meningkatkan kontribusi dan kemampuannya dalam penyusunan dan pengembangan standar internasional sehingga kepentingan Indonesia terutama terkait kebencanaan dapat terwakili. Selain itu, dapat mengurangi dampak korban jiwa dan harta benda akibat terjadinya bencana. Tidak hanya untuk Indonesia yang terkenal sebagai wilayah rawan aneka kebencanaan tetapi juga bagi dunia secara keseluruhan,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan mengalami bencana alam, seperti gerakan tanah dan gempa bumi. Melansir laman databoks.katadata.co.id, berdasarkan laporan World Risk Report 2022 yang dirilis Bündnis Entwicklung Hilft dan IFHV of the Ruhr-University Bochum, Indonesia sebagai salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Dari 193 negara yang dinilai, Indonesia tercatat sebagai negara kedua yang paling berisiko terkena bencana di dunia.

Di antara upaya yang efektif dalam melakukan mitigasi dan pengurangan risiko bencana alam adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat melalui implementasi sistem peringatan dini, dengan melibatkan partisipasi aktif komunitas wilayah terdampak.

Editor : AW Wibowo

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network