SOLO, iNewsSleman.id - Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi meminta seluruh personel Polri harus mampu berubah mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Jika tidak mampu menunjukkan perubahan, maka akan tergilas oleh perkembangan dan kemajuan zaman itu sendiri.
Hal ini diungkapkan Ahmad Luthfi saat memberikan pengarahan di Mapolresta Solo, Sabtu (22/6/2024) kemarin. Kegiatan dihadiri oleh Kasat Intelkam, Kasat Binmas, Kasat Samapta, Kasat Pamobvit, Kasat Polair, dan Kasi Humas dari seluruh Polres di jajaran Polda Jawa Tengah. Acara tersebut berlangsung mencerminkan komitmen Kapolda Jateng untuk terus memajukan Polri Polda Jateng menuju masa depan yang lebih baik.
Kapolda menyoroti, keberhasilan Polri menjaga marwahnya sebagai institusi yang presisi tergantung pada kemampuan institusi dan personelnya untuk berubah mengikuti perkembangan situasi dan kondisi.
"Kita akan bisa menjaga marwah Polri karena di sana ada yang namanya kultur, untuk menjadi Polri yang Presisi, kita harus mampu berubah sesuai dengan perkembangan zaman situasi dan kondisi di mana Polri itu berada," kata Ahmad Luthfi melalui siaran pers yang dikutip Minggu (23/6/2024).
Dirinya menggarisbawahi bahwa Polri telah mengalami transformasi signifikan, baik dari segi struktur organisasi maupun dalam penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan. Kapolda menekankan bahwa setiap personel Polri harus bertindak sebagai agen perubahan, tidak hanya terhadap dirinya sendiri tetapi juga terhadap masyarakatnya, guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di setiap wilayah penugasan.
"Setiap personel Polri harus mampu berperan sebagai agen perubahan, baik terhadap diri sendiri dan masyarakatnya sesuai dengan perkembangan harkamtibmas, Hal ini untuk menjaga harkamtibmas di wilayah manapun anggota Polri bertugas,” ucapnya.
"Saya tegaskan sekali lagi, jika anggota Polri tidak mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, mereka akan tergilas oleh zaman itu sendiri," katanya.
Meskipun mengakui bahwa perubahan budaya di institusi Polri tidaklah mudah, terutama karena warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi, Kapolda menegaskan kewajiban pimpinan untuk memberikan contoh positif dan menghindari penularan budaya negatif di dalam institusi.
Dia menekankan bahwa menjaga semangat pengabdian yang idealistik dalam Tri Brata dan Catur Prasetya harus tetap menjadi prioritas dalam pengembangan setiap anggota Polri.
Menurutnya, setiap anggota Polri yang baru dilantik memiliki semangat pengabdian berlandaskan Tri Brata dan Catur Prasetya. Namun seiring waktu, dinamika penugasan sering kali mengkontaminasi idealisme tersebut.
"Seiring personel tersebut diterjunkan di tempat penugasan, dengan berbagai dinamika yang dialami, mereka mendapat warisan kultur sehingga tidak seperti idealnya pada saat dia lulus menjadi anggota Polri," ujar Ahmad Luthfi.
"Dalam menjalani dinamika tugas, kamu harus menjauhkan diri dari kultur yang tidak baik. Sehingga dapat mewariskan semangat idealisme kepada generasi penerus Polri. Kewajiban kita adalah untuk menjauhkan kultur (yang tidak baik) yang nantinya akan mengkontaminasi generasi penerus Polri, sehingga Polri berubah menjadi Polri yang Presisi dan cintai masyarakat," tandasnya.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait