"Ini sangat menyulitkan kami mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,” kata salah satu warga, Muhgito.
Pelaksanaan program dimulai dengan uji laboratorium terhadap kualitas air, diikuti dengan perencanaan jaringan pipa untuk mendistribusikan air dari sumber ke rumah-rumah warga. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai manfaat dan cara pengelolaan air bersih. Juga pentingnya perawatan jaringan distribusi air, sehingga program dapat berkelanjutan dalam jangka panjang.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Sragen, Ridwan Adi Sukmono menyatakan, program merupakan kolaborasi antara berbagai pihak, yaitu Fakultas Geografi UMS, Lazismu, PCM Sambirejo, serta masyarakat setempat.
"Setiap pertemuan warga selalu mengeluhkan air yang tidak mengalir meskipun pembayaran tetap berjalan. Ini menjadi salah satu alasan kami melakukan riset terhadap sumber mata air tersebut. Kami berharap program terus berkelanjutan, dan Fakultas Geografi UMS dapat kembali melakukan riset terkait debit air agar sumber air bisa dimanfaatkan lebih banyak warga," ucap Ridwan Adi Sukmono.
Dikatakannya, inisiatif ini bisa menjadi model kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga amal dalam menghadirkan solusi nyata bagi permasalahan air bersih.
"Kami ingin ini menjadi contoh bahwa dengan gotong-royong dan kerja sama, bisa mengatasi permasalahan besar seperti krisis air bersih," tuturnya.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait