Itu dilakukan dengan istighmaroh, melakukan pembangunan atau upaya menciptakan kesejahteraan di bumi tanpa merusak ekosistem di bumi. Sebab manusia bukan mewarisi bumi dari leluhurnya. Tetapi menjaga bumi ini agar tetap lestari, sehingga dapat memiliki daya dukung kehidupan untuk generasi selanjutnya.
"Upaya-upaya mempertemukan ilmuwan praktisi dan industri di dalam sebuah percakapan, networking, tukar menukar ide-gagasan dalam rangka menunaikan tugas kita sebagai hamba Allah yang bertanggung jawab terhadap regenerasi dan sebagai manusia yang bertanggung jawab untuk menciptakan bumi sebagai tempat tinggal yang layak dan nyaman," paparnya.
Terdapat 3 pembicara utama dalam konferensi ini yaitu Prof. Emeritus Dr Ku Ruhana Ku Mahamud dari Universitas Muhammadiyah Malaysia yang menyampaikan mengenai metodologi klasifikasi dengan komputasi dan selanjutnya berfokus pada pendekatan metaheuristic.
Selanjutnya Ir. Mochammad Solikin, S.T., M.T., Ph.D., dari UMS memaparkan Carbon Footprint Management in Construction Industry. Dia menyampaikan bahwa sektor konstruksi menyumbangkan 9 persen karbon emisi global. Karbon emisi setelah konstruksi tersebut berjalan pada akhirnya cukup tinggi, mencapai angka 37 persen.
Dekan FT UMS Ir. Rois Fathoni, S.T., M.Sc., Ph.D. Foto: Ist.
"Setiap ton semen, produksi emisi karbondioksida sama beratnya yaitu satu ton," ungkapnya.
Selanjutnya dia memaparkan manajemen untuk mengurangi emisi karbon pada produksi semen.
"Kurangi 40 persen emisi dari listrik dari pabrik mereka dan dialihkan dengan energi terbarukan seperti tenaga matahari dan angin. Tambahkan peralatan untuk menangkap karbondioksida," terangnya.
Keynote speaker selanjutnya adalah Dr. Oki Muraza, S.T., M.Sc., IPU., dari Institut Teknologi Bandung. Dia menyampaikan 'Technological Initiatives to Strengthen Energy Independence and Economic Growth'.
Senior Vice President dari Pertamina itu menggarisbawahi bagaimana kita bisa meningkatkan kemandirian energi dan menyampaikan tentang dampak dari inisiatif pada pelaksanaan pekerjaan dan kapasitas materi produksi di Indonesia.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait