Peneliti Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fapet UGM, Prof Sigit Bintara mengatakan, teknologi ini mampu meningkatkan produksi dan kualitas ternak, terutama jika dikombinasikan dengan penggunaan sperma dari ternak unggul. Dalam jangka panjang IVF akan berdampak pada ketahanan pangan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor ternak.
“Sebenarnya teknologi ini juga telah banyak digunakan di Amerika Utara, Amerika Selatan dan Eropa, serta menjadi tren global dengan penggunaan embrio produksi in vitro (IVP) yang kini melampaui embrio yang diproduksi secara alami (in vivo) melalui multiple ovulation and embryo transfer (moet),” katanya.
Editor : Wisnu Aji
Artikel Terkait