Sementara itu, Pemilik Rejo Bejoyo Farm Jombang, Angelo mengatakan, dirinya mulai beternak mulai tahun 2015. Dirinya mengembangkan kambing boer yang berasal dari Afrika. Kambing disilangkan dengan jawa randu dan hasilnya cukup bagus.
“Harganya masih tinggi dan masih sedikit yang mengembangkan,” tuturnya.
Kambing hasil persilangan harganya sekitar Rp8 juta per ekor dengan usia masih anakan atau cempe dalam istilah Jawa. Sedangkan yang usianya 6 bulan harganya sekitar Rp20 juta. Pertumbuhan kambing persilangan cukup bagus karena sebulan bisa naik 3-4 kilogram.
Untuk makanan, kambing diberikan rumput ditambah konsentrat sedikit. Dirinya kini memiliki 500 ekor kambing. Setiap bulan, pesanan selalu ada tergantung stok yang bisa dijual. Pihaknya memiliki standar kambing yang dijual 6 bulan ke atas.
Terpisah, Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. M. Aditya Warman mengatakan, pihaknya mendorong swasembada daging, khususnya daging domba. Pasokan daging domba dari peternak dalam negeri diperkirakan masih di bawah 10 persen dari total kebutuhan nasional.
Guna mengetahui kondisi peternakan domba di Tanah Air, IKA UMS akhir pekan kemarin melakukan kunjungan dan diskusi ke sejumlah peternakan domba di Jawa Timur. Kunjungan dilakukan ke PST Farm Mojokerto, Rejo Bejoyo Farm Jombang, Galipat Farm Kediri, dan Barokah Farm Kediri.
“Kami mendorong peternak meningkatkan pemahaman tentang domba dan karkas. Meningkatkan kualitas domba untuk masuk ke pasar ekspor daging domba karkas,” kata Aditya Warman.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait