SOLO, iNewsSleman.id - Ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang terus berkembang di Indonesia. Namun pengembangannya di tingkat desa masih menghadapi berbagai tantangan.
Kurangnya akses terhadap teknologi, permodalan, dan regulasi yang mendukung menjadi hambatan utama bagi anak muda yang ingin berkontribusi di sektor ini.
Oleh karena itu, Diskusi Aktual Kebangsaan bertajuk Ekonomi Kreatif: Inspirasi Anak Muda Produktif digelar di Ruang Delegasi MPR RI, Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, guna merumuskan solusi konkret bagi ekosistem ekonomi kreatif berbasis desa.
Acara ini menghadirkan para pelaku ekonomi kreatif dari berbagai sub-sektor, termasuk Dosen Pendidikan Teknik Informatika (PTI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc. ITE.
Selain itu, Wakil Ketua MPR RI, Edi Baskoro Yudhoyono, juga hadir untuk menyerap aspirasi yang nantinya akan disampaikan kepada pemerintah sebagai rekomendasi kebijakan.
“Pertemuan ini adalah ruang diskusi terbuka yang dilakukan untuk mendorong inovasi yang berakar pada kolaborasi antar pemangku kepentingan. Melalui diskusi yang melibatkan pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas kreatif, forum ini diharapkan dapat melahirkan ide-ide segar yang relevan dan aplikatif,” ungkap Hardika melalui siaran pers Humas UMS, Senin (10/3/2025).
Dengan pendekatan kolaboratif, ekonomi kreatif dapat berkembang menjadi sektor yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Pada kesempatan tersebut, terdapat lima poin rekomendasi pengembangan ekonomi kreatif yang disampaikan Hardika:
1. Peningkatan Akses Teknologi dan Infrastruktur Digital
Infrastruktur digital yang memadai menjadi kunci agar ekonomi kreatif desa dapat berkembang dan bersaing di pasar nasional maupun global.
2. Regulasi dan Skema Pendanaan yang Mendukung
Dibutuhkan kebijakan yang berpihak pada pelaku ekonomi kreatif desa, termasuk akses permodalan dan insentif bagi usaha kreatif berbasis komunitas.
3. Beasiswa Pendidikan yang Terintegrasi dengan Ekonomi Kreatif
Beasiswa pendidikan harus selaras dengan pengembangan ekonomi kreatif, sehingga penerimanya dapat berkontribusi secara nyata dalam membangun ekosistem ekraf di desa.
4. Pelatihan dan Pendampingan Berkelanjutan
Kolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan komunitas menjadi langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan ekosistem ekonomi kreatif.
5. Perluasan Jaringan Pasar dan Proteksi Pasar Lokal
Pemerintah perlu mendorong kerja sama dengan diaspora untuk memperluas jaringan pasar serta melindungi produk lokal dari persaingan dengan barang impor.
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait