Selain itu, Hardika Dwi Hermawan menyoroti pentingnya menjadikan ekonomi kreatif sebagai alat diplomasi budaya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Korea Selatan dengan industri kuliner dan hiburannya.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam memanfaatkan produk kreatifnya sebagai identitas diplomasi internasional.
Diskusi yang berlangsung selama tiga jam pada hari Selasa, (4/3) itu dihadiri oleh 17 perwakilan dari seluruh Indonesia yang berasal dari berbagai sub-sektor ekonomi kreatif. Harapan utama dari forum ini adalah agar rekomendasi yang dihasilkan dapat diimplementasikan dalam kebijakan nyata yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis desa.
Sebagai tindak lanjut, MPR RI akan menyampaikan catatan rekomendasi kepada pemerintah agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar berpihak pada pengembangan ekonomi kreatif. Dengan adanya sinergi antara pemangku kebijakan dan pelaku ekonomi kreatif, diharapkan sektor ini dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional.
“Bismillah, semoga ekonomi kreatif di desa semakin maju dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” pungkas Hardika
Editor : AW Wibowo
Artikel Terkait